MISTERI KABUT API MERAH

Cetakan Pertama isi 17 jilid dalam 17 buku single cover. Dikerjakan antara tahun 1983 – 1984. Format: 2 panel per-halaman.  

BENCANA MUSTIKA MERAH

Cetakan Terakhir isi 10 jilid dalam 15 buku single cover. Edisi salah cover yang seharusnya untuk serial Bharata Si Naga Langit berjudul Naga Brahma. Format: 2 panel per-halaman.

TAUFAN

Bundel Penerbit dengan cover karton. Cetakan pertama terbit 13 jilid pada tahun 1973. Format 2 panel per-halaman.

KOMODO

Bundel D berisi jilid 7 – 8 (Bersambung). Terbit pertama kali pada tahun 1976. Format: 2 panel per-halaman.

PAMUNGKAS ASMARA

Pamungkas Asmara dengan judul lain Bangkitnya Si Mata Malaikat II, cetakan pertama terbit pada tahun 19 . Isi 15 jilid dengan 2 varian cover menggunakan kertas HVS putih. Uniknya walaupun ini disebut sebagai serial Si Buta Dari Gua Hantu, Barda tidak pernah muncul sama sekali dalam judul ini.

BANGKITNYA SI MATA MALAIKAT

BANGKITNYA SI MATA MALAIKAT Serial Si Buta Dari Gua Hantu Karya: Man Cetakan Kedua (C2). Isi: 13 Jilid/ 416vhalaman dalam 13 buku dengan 2 varian cover Ukuran komik: 17,5cm x 12,8cm. Format: Dua panel per – halaman. Hitam – Putih. Softcover. Penjilidan dengan angka menggunakan stempel Penerbit: Rosita, Jakarta. Izin terbit: No. Pol: BC/ 210/ […]

BURONAN

Cerita: Ganes Th Gambar: Apri K Episode Buronan ini, naskah asli oleh Ganes Th yg belum sempat dibuat komiknya. Hingga diterbitkan dengan gambar oleh Apri K. Format: Multipanel.   Keterangan photo galleri: 1. Cover belakang box 2 in 1 dengan judul Asmara Darah 2. Cover belakang komik Buronan.

ASMARA DARAH

Terbit sebagai komik strip di majalah Ria Film sekitar tahun 1980-an. Versi remaster in berisi 96 halaman dalam 1 buku. Format: Multipanel.    

MANUSIA SERIGALA DARI GUNUNG TAMBORA

Cetakan Pertama terbit pada tahun 1969 oleh UP. Eres. Versi remaster ini berisi: 8 jilid dalam 2 buku. Format 2 panel per-halaman.   Keterangan Photo Galleri: 1. Cover bundel II 2. Cover belakang bundel I oleh Apriyadi Kusbiantoro. 3. Cover belakang bundel II oleh Ardian Syaf dan Apriyadi Kusbiantoro.