JAKA SEMBUNG EPISODE 05 :
Episode ini berkisah tentang Ranti, putri angkat mendiang Gembong Wungu yg penasaran krn cintanya kpd Parmin bertepuk sebelah tangan. Dgn penuh penasaran ia pergi ke Desa Kandanghaur mencari Roijah, Si Bajing Ireng yg telah beruntung mendapatkan cinta Parmin.
Sementara di Kandanghaur tengah terjadi peristiwa menghebohkan sepeninggal Parmin. Istilah se-pandai2 tupai melompat sekali waktu jatuh juga. Hal ini juga menimpa Bajing Ireng. Sekali wktu centeng2 Van Eisen, Tuan Tanah Kandanghaur, berhasil melucuti kedok Bajing Ireng yg ternyata adalah Roijah, putri semata wayang lurah Bek Marto. Dgn sang ayah sbg sandera, mereka berhasil menangkap dan menyiksa Roijah di alun2 agar menjadi contoh utk me-nakut2i warga Kandanghaur agar tdk main2 dgn Kumpeni. Bek Marto mencoba menolong, namun opas Kumpeni menembaknya hingga tewas.
Di antara kerumunan warga Kandanghaur yg tanpa daya melihat sang malaikat penolong mereka disiksa oleh Belanda, Ranti tiba dan lgsg mencari keterangan ttg sosok wanita yg tengah didera secara tanpa rasa peri kemanusiaan itu. Begitu tahu bhw wanita tsb adalah Roijah, maka iapun bertekad membebaskannya. Setelah Roijah bebas, ia akan menantang bertarung guna memperebutkan Jaka Sembung. Ia merasa sbg seorang pendekar, tdk pantas membiarkan rivalnya tewas begitu saja.
Malamnya, tubuh Bajing Ireng yg sdh lunglai tak berdaya itu ditawan di gudang yg ada di lingkungan pabrik beras milik Tuan Tanah itu. Diam2 Ranti menguntit mereka dan tengah malam iapun menyatroni gudang itu utk membebaskan Roijah, lalu dgn menggendong tubuh Roijah iapun melarikan diri ke hutan. Begundal2 tsb enggan melepaskan mangsanya begitu saja. Di hutan, bahaya lain mengancam kedua gadis itu. Ranti dgn beban tubuh Roijah yg dipikulnya nyaris terhisap pasir rawa. Untunglah dgn pengalaman yg diajarkan oleh mendiang ayah angkatnya, Gembong Wungu, ia berhasil lolos. Malah para pengejarnya yg berguguran tewas terhisap oleh pasir rawa itu.
Setelah lolos dari kejaran para begundal Van Eisen, Ranti bermaksud istirahat sejenak. Tiba2 muncul nenek tua sakti yg tak lain drpd Nini Sari, guru Roijah yg bermaksud mengobati muridnya yg terluka parah. Namun Ranti yg sulit diajak bicara baik2 malah mengira nenek tsb adalah kaki tangan Belanda yg hendak membawa kembali Roijah ke rumah Van Eisen. Maka terjadilah perkelahian diantara keduanya. Hingga pd satu kesempatan Ranti dgn cepat kabur menghindar sambil membopong kembali tubuh Roijah. Tapi krn kelelahan ia terperosok dan jatuh pingsan. Maka Nini Sari yg berhasil menyusul mereka segera mengobati keduanya dgn ramu2an yg ia bawa. Setelah yakin kedua gadis itu akan segera sembuh dan siuman, Nini Sari pun pergi utk memberikan kesempatan kpd kedua gadis yg tengah dilanda asmara itu agar dpt menyelesaikan persoalan diantara mereka berdua sendiri secara dewasa.
Ketika keduanya berangsur tersadar dari pingsannya, Ranti pun memperkenalkan diri dan menceritakan perihal perjumpaannya dgn Parmin. Bahkan tanpa malu2 ia menyatakan jatuh cinta kpd pemuda itu. Terjadi adu mulut yg unik diantara keduanya. Roijah sdh bersedia mengalah kpd Ranti namun Ranti tetap ingin menyelesaikannya secara seorang pendekar sejati. Ia menantang Roijah bertarung dan siapa yg menang berhak mendapatkan cinta Jaka Sembung. Roijah tak mau meladeni tantangan itu shg Ranti kesal dan menyerang guna memancing kemarahan rivalnya.
Tengah keduanya bertikai, mendadak muncul seorang yg menamakan dirinya Malaikat Samber Nyawa dari Karang Panjalin hendak menangkap Roijah karena Van Eisen telah menyediakan hadiah besar bagi siapa yg dpt menangkap kembali si Bajing Ireng tsb. Maka utk sementara kedua perawan yg sedang berseteru itu melakukan “gencatan senjata” diantara mereka dan saling bahu-membahu menghadapi si Malaikat Samber Nyawa (MSN). Ternyata MSN bukan orang sembarangan. Ia jawara dgn ilmu silat yg amat tinggi shg kedua gadis itu nyaris kalah. Untunglah MSN punya kelemahan yakni ia menderita penyakit “rabun senja” shg waktu pertempuran berlangsung hingga senja hari menjelang malam, jurus MSN pun mulai acak2an karena pandangannya jadi kabur. Maka Ranti pun memanfaatkan peluang ini utk menghabisi sang pembunuh bayaran suruhan Juragan Van Eisen tsb.
Usai menyelesaikan urusan dgn musuh mereka bersama, kedua gadis kembali melanjutkan pertikaian pribadi diantara mereka. Hingga datang Nini Sari membantu muridnya dan menasehati Ranti agar dpt menerima kenyataan yg ada. Kalaupun ia menang melawan Roijah, belum tentu juga Jaka Sembung mau menerima uluran cintanya shg semua pertikaian ini hanya berakhir sia2. Lebih baik mereka bersatu padu guna menghadapi lawan yg sesungguhnya yakni penjajah Kumpeni yg tlh menjarah Bumi Pertiwi ini dgn seenaknya karena diantara anak negeri malah saling ribut sendiri akibat semua sibuk mengurusi kepentingan pribadi masing2. Alih2 menerima nasehat dari Nini Sari, Ranti malah pergi kabur dgn membawa perasaan kecewa dan marah dlm hatinya krn dlm hati ia hrs mengakui bhw ia gagal merebut Jaka Sembung dari pelukan si Bajing Ireng yg secara diam2 amat ia kagumi itu.