Logi ke 1 serial Alap-Alap Gunung Gantungan.
Isi: 12 jilid/ 686 halaman dalam 1 buku dengan 1 varian cover.
Ukuran komik: 17,8cm x 12,9cm.
Format: 2 panel-per halaman.
Izin terbit: 18 April 1975 (Jilid 1) – 28 Juni 1976 (Jilid 12 – Tamat).
Sinopsis:
Tersebutlah sebuah legenda kependekaran di gunung Gantungan secara misterius yg terjadi secara turun temurun dan menjadi bahan perbincangan dunia kependekaran. Dibilang sosok misterius tersebut berumur panjang hingga ratusan tahun, yg terjadi sebenarnya adalah sosok bernama Alap-Alap Gunung Gantungan tersebut diturunkan dari ayah ke anak, anak ke cucu, dsb. Hingga tak heran masyarakat menganggap sosok bertopeng dan berjubah hitam tersebut berumur panjang.
Anggara bentrok dengan Sempani saudara seperguruannya krn memperebutkan perhatian Sendang Wening putri tunggal gurunya, Ki Tambak Jaya. Anggara terpaksa pergi dari perguruan yg sudah mendidiknya sejak kecil. Dalam pengembaraannya Anggara bersua dengan sosok bertopeng & berjubah hitam yg menghajarnya karena menuduh gurunya Ki Tambak Jaya telah mencuri ilmu. Tidak terima dengan tuduhan tsb, Anggara melawan hingga pingsan & di penjarakan oleh sosok tsb yg tidak lain adalah Alap-Alap Gunung Gantungan itu sendiri. Setiap hari Alap-Alap mendatangi dimana Anggara dipenjarakan & selalu menghajarnya sampai pingsan. Hingga suatu hari Anggara melihat keanehan dari maksud Alap-Alap menghajarnya tsb. Tidak lain agar Anggara bisa menguasai dasar2 ilmu silat Alap-Alap yg bermaksud menurunkan ilmunya tanpa disadari oleh Anggara. Hingga suatu waktu, Alap-Alap menghilang tanpa jejak.
Tersebutlah Ki Sagotra & muridnya Sempani yg memburu kaca Waskita yg dianggapnya sebagai sumber rahasia ilmu silat Alap-Alap Gunung Gantungan. Gagal menaklukan Alap-Alap, Ki Sagotra membuat siasat licik dengan mengadakan sayembara utk merebutkan kaca Waskita yg sebenarnya tidak dimilikinya. Siasat itu berhasil menarik kemunculan Alap-Alap, sayangnya Alap-Alap terluka berat setelah berhasil menewaskan Sempani. Anggara melarikan tubuh Alap-Alap jauh dari lokasi perebutan kaca Waskita.
Kemudian disadarilah oleh Anggara setelah membuka topeng jenazah Alap-Alap yg tak lain adalah Ki Dangir, ayahnya sendiri. Dengan penuh kedukaan Anggara menguburkan mayat ayahnya dan kemudian mencari jejak Ki Sagotra yg menjadi biang keladi kericuhan tsb…