Rating 5 / 5. Total vote: 1

Belum ada vote, silahkan anda yang pertama!

Diupload oleh Alex Wienarto
Diperbaharui tanggal

BADAI TELUK BONE

 

SI BUTA DARI GUA HANTU EPISODE 05:

Ada 2 catatan penting dari saya untuk judul ini yaitu sbb :
1. Dari yg saya baca dlm buku “GANES TH Sang Pendekar Kemanusiaan” karya Bpk. Henry Ismono, ternyata Pak Ganes mendptkan inspirasi membuat kisah ini dari hasil diskusi beliau dgn seorang misionaris Katolik yg pernah bertugas di Sulawesi Selatan pd saat wabah kusta tengah melanda wilayah tsb. Hal ini diperkuat dgn cerita seorang teman saya yg berasal dari Makassar yg mengatakan bhw peristiwa tsb memang pernah terjadi shg konon pernah di Makassar ada perkampungan yg dihuni orang2 berpenyakit kusta/lepra, namun Alhamdulillah saat ini dgn penanganan misionaris dan Pemda setempat wabah tsb berhasil ditanggulangi dan tak ada lagi.
2. Bgmana Pak Ganes dpt mengisahkan peristiwa pandemi dgn detail sekali termasuk isolasi wilayah spt PSBB yg diterapkan pd saat Covid 19 skrg, intrik2 yg dialami Sang Kades Marepang oleh lawan2 politiknya, kemudian bgmana sang kades memesan ramu2an obat dari luar daerah (Perguruan Belibis Putih dari Pulau Sangeang) namun tidak mudah karena terjadi sabotase thdp pengiriman obat2an tsb. Dgn apik juga beliau mengisahkan para sukarelawan yg berjibaku dgn resiko tertular, bahkan diakhir cerita terjadi adegan yg amat mengharukan dimana demi agar obat2an dpt dipergunakan oleh sesamanya Puang Langara alias Badai Teluk Bone merelakan dirinya yg sdh tertular utk mengasingkan diri menjemput ajal drpd memakai obat tsb, hingga ia bhkn tak bisa memeluk putri tercintanya Rangi yg sdh puluhan tahun terpisah dari dirinya. Ditambah kisah bhw penyakit tsb ternyata merupakan buatan manusia (Puang Tombala) yg dendam kpd sang Kades. Mirip dgn spekulasi orang2 bhw Covid 19 adlh senjata biologis buatan manusia yg dilancarkan oleh 2 negara adidaya yg tengah berseteru. Meskipun ttg hal ini soal kebenarannya belum dpt dibuktikan. Betul2 sebuah sentuhan kemanusiaan yg baru dpt saya hayati betul di masa2 pandemi akhir2 ini dan nyaris sama dan sebangun dgn berita2 yg saya dengar dan lihat saat ini. Suatu imajinasi yg luar biasa dari sang Maestro Ganes TH jauh sebelum peristiwanya sendiri sungguh2 terjadi seperti sekarang…

Sayang sekali ketika tahun 1983 diangkat ke layar lebar dgn judul LEMBAH MAUT, semua kedahsyatan dlm komik tsb gagal ditampilkan. Bahkan filmnya sendiri cenderung amat membosankan, dgn skenario dan aspek-aspek sinematografi yang amat kedodoran. Akibatnya gaung film Lembah Maut tdk terasa dan lewat begitu saja tanpa kesan. Amat disayangkan memang….

Synopsis :

Wabah kusta/lepra merajalela di desa Pendolo, Tana Toraja. Kades Puang Marepang meminta bantuan Eyang Belibis Putih, ahli ramuan dari Pulau Sangeang utk membuatkan obatnya. Eyang Belibis Putih memerintahkan 3 muridnya Bahruddin, Pello dan Bonang utk mengirimkan obat tsb. Namun sekawanan penjahat bayaran mencoba mensabotase kiriman tsb. Untunglah Barda yg kebetulan lewat, segera turun tangan membantu rombongan pembawa obat2an itu. Selanjutnya Barda ikut mengawal rombongan tsb. Sementara itu Ranti, putri Marepang, meminta tolong kpd Puang Langara, teman ayahnya yg konon merupakan seorang “tabib” utk ikut partisipasi menangani para korban wabah yg terus berjatuhan.

Mulailah para relawan tsb bahu membahu merawat dan mengobati para penderita kusta yg diisolir di desa Pendolo, sedangkan orang2 yg sehat termasuk Pello yg terluka akibat serangan sabotase para penjahat, tetap tinggal di desa Tentena yg bebas wabah.

Kesulitan mulai timbul akibat ulah aparat dibawah pimpinan Panglima Gondelo yg ditugaskan oleh Kepala Kesehatan Puang Tombala utk menjaga perbatasan. Siapapun dari Pendolo tdk boleh masuk Tentena, shg Bardapun kesulitan menyeberang perbatasan utk meminta pengiriman obat lagi ketika stock obat di Pendolo habis. Setelah sembuh, Pello bermaksud membantu rekan2 nya sambil mengirim obat2an, tapi di jalan ia diserang sosok bertopeng shg jatuh ke sungai terseret arus dan ditolong oleh seorang gadis bernama Andejah.

Sementara itu sang “tabib” yg ternyata mantan bajak laut bergelar Badai Teluk Bone inipun di kejar2 oleh bekas rekan2 yg ingin menghabisi nyawanya demi tetap menjaga rahasia tempat penyimpanan harta hasil rampokan mereka.

Akhirnya terungkap bhw wabah kusta tsb sengaja diciptakan oleh si Manusia Bertopeng yg tak lain drpd Tombala yang dendam kepada Marepang karena pernah memperkosa istrinya hingga melahirkan Andejah. Tombala sendiri adalah salah satu murid Perguruan Belibis Putih yg mbalelo, kabur dari padepokan setelah mencuri rumus ramuan Belibis Putih, kemudian merekayasanya menjadi penyakit kusta yg mengerikan dan digunakan utk menunaikan dendam kesumatnya kpd Marepang dan warga desa Pendolo yg ia anggap sbg pengikut setia sang Kades. Sedang Rangi, yg selama ini dianggap anak oleh Marepang, ternyata justru merupakan putri Langara yg dititipkan kpd kades itu agar Langara sendiri bisa bertualang sbg kepala bajak laut dgn julukan Badai Teluk Bone….

Karya

Serial

Penerbit

Genre

Kondisi

08 - Bagus

Kemasan

Softcover

Cetakan

C1 - Cetakan Pertama

ISBN

Tidak Ada

Ijin Terbit Tahun

1972

Jilid

1, 2, 3, 4, 5, 6, and 7