JAKA SEMBUNG EPISODE 03 :
“BERGOLA IJO”.
Baru disinilah Parmin Sutawinata dianugerahi gelar Jaka Sembung krn jasanya menumpas biang kerok yg telah mengakibatkan warga Desa Gunung Sembung menjadi banyak yang kafir dan menyembah berhala. Sayang sekali ketika diangkat ke film, tema dakwah versi Djair ini tidak tampak sama sekali. Bahkan akibat hak film dan pemakaian nama Jaka Sembung sdh dipegang produser lain, maka untuk film “Bergola Ijo” (1983) nama peran utamanya tak menggunakan nama Parmin maupun Jaka Sembung, melainkan dirubah menjadi Fajar meskipun tetap diperankan oleh aktor yg sama yakni Barry Prima.
Synopsis :
Parmin tiba di Desa Gunung Sembung, yang suasananya sunyi karena warganya tengah diliputi ketakutan oleh teror “jin hijau” bergelar Bergola Ijo. Suasana teror mulai ia rasakan waktu menjumpai sesosok mayat dgn isi perut terburai. Bahkan ketika ia melakukan sholat di mesjid, tak ada warga yang ikut sembahyang disitu. Ia hanya jumpa seorang kakek tua bernama Ki Warto yang menyuruhnya segera pergi dari desa itu kalau ingin selamat. Malamnya waktu Parmin numpang tidur di pelataran mesjid, sesosok berpakaian serba hijau menyerangnya. Namun setelah tahu bhw lawannya bukan orang sembarangan, sosok “jin hijau” itu segera kabur menghindar.
Sementara itu di pesantren yang merangkap padepokan silat pimpinan Kyai Subekti Ahmad tengah diadakan rapat, dipimpin oleh sang Kyai yg merasa prihatin krn banyak warga yg meninggalkan shalat dan beralih menyembah jin kafir Bergola Ijo. Maka akan ditempuh 2 cara guna menyadarkan warga. Pertama ia minta putri tunggalnya Ratna dan kekasihnya Anwar terus menggembleng anak2 muda dgn ilmu bela diri agar lebih berani menghadapi teror Bergola Ijo. Dan kedua menempa mental serta iman warga lewat pertunjukan wayang oleh Ki Dalang Ambet yang senantiasa menyisipkan pesan2 dan petuah dlm pertunjukan wayang nya agar warga kembali ke jalan Allah.
Esok malamnya disaat bulan purnama, mulai terlihat suasana penyembahan berhala di desa tsb. Warga desa me-nari2 dan bersuka ria sambil menyembah pohon beringin tua yg konon merupakan tempat bersemayam Sang Bergola Ijo. Mereka pun mempersembahkan sesajen berupa hasil bumi yg baru dipanen. Ki Warto yg kesurupan jin hijau tsb “berkotbah” me-nakut2i warga agar terus mengajak kerabat yg lain ikut menyembah jin kafir tsb bila ingin selamat. Sementara di tempat lain, Ki Dalang Ambet beraksi dgn pertunjukan wayangnya yg mampu menarik banyak warga utk menonton, berisi petuah2 agar masyarakat tetap tekun mengabdi kpd Allah SWT. Tapi di tengah acara pertunjukan tiba2 saja Ki Dalang tewas. Ki Warto memprovokasi bhw Ki Dalang mati kena kualat krn melawan Bergola Ijo. Akibatnya para warga semakin ketakutan….
Besok paginya ketika jenazah Ki Dalang Ambet disholatkan di mesjid dibawah pimpinan Kyai Subekti, kembali terjadi teror dari Bergola Ijo. Sang Kyai diserang oleh “jin kafir” tsb. Untung Parmin, Anwar dan Ratna datang membantu shg sang jin hijau terpaksa kabur. Parmin pun berkenalan dgn orang2 yg masih taat di jalan Allah tsb. Ia mengawal orang2 yg mengantar jenazah Ki Dalang Ambet ke pemakaman agar tidak diganggu lagi oleh Bergola Ijo….
Ki Warto dan putranya Barna pergi menghadap Boss mereka Bergola Ijo, yg ternyata adalah antek Kumpeni, utk melaporkan bhw tugasnya meracuni Ki Dalang Ambet sudah terlaksana. Juga tugas me-nakut2i warga spy mereka mau mempersembahkan sesajen yg sesungguhnya oleh Bergola Ijo disetorkan kpd Kumpeni sbg upeti. Merasa tlh selesai menunaikan tugasnya maka sbg balasannya Barna meminta Bergola Ijo menolongnya membuat perhitungan pribadi dgn Anwar yg telah mengalahkannya dalam merebut hati Ratna, kembang desa itu…
Pertarungan akhir di Kali Pekik antara Parmin melawan Bergola Ijo dimenangkan oleh pendekar dari Pantai Eretan tsb. Bergola Ijo tewas dgn tubuh di-cabik2 jadi mangsa buaya2 kali Pekik. Begitu pula Ki Warto yg coba hendak menyandera Ratna. Hanya Barna yg dibiarkan hidup oleh Parmin, meskipun dalam keadaan tangan hancur diinjak Parmin karena ia hendak mencoba membokong Anwar dgn cara yang pengecut. Barna pun kabur kesakitan….
Sebagai tanda terimakasih, warga Desa menganugerahkan gelar Jaka Sembung alias Pendekar Gunung Sembung kpd Parmin atas jasanya menumpas Bergola Ijo. Merasa selesai dgn tugas kemanusiaannya di desa tsb, Parmin yg kini resmi menyandang gelar Jaka Sembung melanjutkan perjalanannya. Kyai Subekti Ahmad berjanji akan mempersiapkan Anwar dan murid2 pesantren lainnya guna membantu Jaka Sembung melawan Kumpeni.