Prabu Nagapercona dari kerajaan raksasa Gilingwesi mengutus Emban Sekarlaras utk melamar bidadari kahyangan, Dewi Supraba, menjadi istrinya. Alih2 diterima, sang Emban malah ditiup oleh Betara Bayu shg jatuh ke bumi. Maka dgn penuh amarah Prabu Nagapercona segera mengerahkan pasukan menyerang Jonggring Salaka, dan berhasil menembus Gerbang Selamenangkep yg merupakan gerbang pertahanan terakhir utk mencapai istana tempat Betara Guru bertahta. Betara Guru mengumpulkan para dewa utk merundingkan hal ini. Ia berpendapat hanya seorang “berotot kawat balung wesi” yg dpt kalahkan Nagapercona. Betara Indra berujar bhw Arjuna, putranya sdg bertapa di gunung mohon diberi senjata sbg alat utk memotong ari2 Jabang Tutuka, putra Bima yg tak mempan senjata.
Mundur ke 3 tahun sebelumnya, dikisahkan terjadi kegemparan di istana Pringgodani krn Arimbi, istri Bima, melahirkan seorang bayi laki2 yg luar biasa kebal. Tubuhnya tak mempan senjata shg tak ada alat yg sanggup memotong tali ari2nya. Seluruh Pandawa termasuk Sri Kresna berkumpul disana utk mencari jln keluar masalah ini. Kemudian Arjuna diutus pergi mencari senjata yg dpt dipakai memotong ari2 si jabang bayi. Maka pergilah Arjuna ke gunung dan bertapa mohon kpd Dewata agar diberikan senjata yg dimaksud. Di saat yg sama dan di gunung yg sama pula, Karna sdg bertapa mohon diberikan senjata juga, tapi utk maksud lain, yakni utk mengalahkan Arjuna, musuh bebuyutannya dlm perang Bharatayuda kelak. Namun keduanya tak menyadari bahwa mereka berada di gunung yg sama.
Mendengar ujaran Betara Indra, maka Betara Guru menyimpulkan Jabang Tutuka lah insan “berotot kawat balung wesi” yg ditakdirkan mengalahkan Nagapercona. Ia menyuruh Betara Narada utk menyerahkan senjata Konta, sbg satu2nya senjata yang dapat memotong ari2 Jabang Tutuka, kpd Arjuna. Dan bila ari2nya sdh berhasil dipotong, Narada diminta utk meminjam Jabang Tutuka kpd para Pandawa khususnya Bima, guna melawan Nagapercona.
Narada turun ke bumi untuk melaksanakan perintah Boss nya. Tapi karena beliau sdh uzur shg pandangannya agak kabur, maka dari angkasa beliau salah melihat Karna spt Arjuna sebab keduanya memang amat mirip (krn mereka lahir dari ibu yg sama,yakni Dewi Kunti). Maka diberikannya Konta kpd Karna yg tentu saja dgn gembira menerimanya. Tapi baru saja terbang ke angkasa lagi, Narada melihat Arjuna yg sebenarnya. Ia sadar akan kekeliruannya dan mengatakan hal itu kpd Arjuna. Arjuna segera mengejar Karna. Terjadi perkelahian diantara kedua sdr seibu itu. Arjuna hanya berhasil merebut sarung senjata tsb.
Ia membawanya pulang ke Pringgodani dan menyerahkan kpd kakaknya. Semula Bima marah krn hanya diberi sarung senjata, tapi Kresna menyuruh utk mencobanya, dan ternyata berhasil, namun sarung tsb ikut melesak masuk ke dlm pusar sang jabang bayi. Melihat itu Kresna langsung sadar bahwa ajal Tutuka kelak berada di ujung Konta.
Setelah ari2 Tutuka berhasil dipotong, Narada datang lagi utk meminjam putra Bima tsb guna melawan Nagapercona. Tentu saja Bima marah krn putranya yg masih balita itu hendak disuruh bertarung melawan raja raksasa. Namun Sri Kresna meminta Bima tdk melawan perintah dewa. Apalagi Tutuka sendiripun menyatakan bersedia menjalankan tugas itu. Dgn berat hati Bima mengizinkan. Namun bila sampai terjadi sesuatu dgn putranya itu, ia akan mengobrak abrik Jonggring Salaka. Narada pun mengantar Tutuka ke Selamenangkep. Nagapercona merasa dilecehkan krn dihadapkan dgn anak balita. Apalagi dgn cerdik Tutuka dpt membuat lawannya ber-kali2 tumbang. Lalu dgn curang Nagapercona melempar pasir ke mata Tutuka shg “kelilipan”. Saat itulah ia menangkap balita itu dan membantingnya berulang kali ke bumi hingga tewas. Para dewa makin bingung. Kali ini mereka bukan hanya berhadapan dgn sang raja raksasa, tp juga akan menghadapi amukan sang Gajah Pandawa.
Betara Guru memerintahkan Narada diam2 menjumpai Kresna yg punya aji Wijayakusuma, yg dpt menghidupkan kembali seseorang yg secara takdir belum saatnya utk mati. Oleh Sri Kresna, Tutuka dihidupkan kembali. Lalu Betara Narada membawanya ke Kawah Candradimuka utk digodok disana agar tubuhnya jadi makin kebal. Para dewa pun melebur senjata2 pusaka dan dilempar ke dlm kawah utk melapisi tubuh putra Bima tsb agar jadi lebih kebal lagi. Maka sekeluarnya ia dari kawah Candradimuka, ujud Tutuka sdh berubah jadi pemuda perkasa yang siap mengalahkan Nagapercona. Singkat cerita Nagapercona gugur di tangan Tutuka. Pasukan Gilingwesi kocar-kacir melihat rajanya tewas. Selesai dgn tugasnya, Tutuka kembali ke negeri Pringgodani dan menghadap ayahnya. Namun melihat wujud Tutuka yg begitu cepat menjadi dewasa, Bima tak percaya. Ia baru mau untuk mengakui pemuda tsb sbg putranya apabila dpt mengalahkannya. Maka keduanya terlibat duel seru. Akhirnya Bima kalah dan mengakui putranya serta memberinya nama Gatotkaca….
– T a M a t –