Rating 0 / 5. Total vote: 0

Belum ada vote, silahkan anda yang pertama!

Diupload oleh Alex Wienarto
Diperbaharui tanggal

K I N O N G

Serial Jaka Sembung episode XIV :

“KINONG (Si Cabe Rawit dari Kandanghaur)”.
Karya : Djair
Tebal : 558 halaman (9 jilid)
Penerbit: Rosita, Jakarta.
Tahun terbit : 1973

Setelah sebanyak 5 episode dikisahkan petualangan Jaka Sembung dkk di wilayah Timur (mulai sejak Badai di Laut Arafuru s/d Singa Halmahera), maka kini cerita kembali mengambil setting lokasi di Pulau Jawa (Cirebon dan sekitarnya), mengisahkan berbagai peristiwa yg dialami oleh sanak kerabat para pendekar yang ditinggalkan di kampung halaman mereka. Merekapun tak luput dari intrik2 jahat oleh pihak Kumpeni, tapi untunglah ada para sahabat JS yang selalu siap melindungi mereka…..

Kualitas goresan masih terjaga segi estetikanya, karena ternyata episode “Kinong” ini dibuat lebih dahulu daripada episode2 yang bersetting di Indonesia Timur. Hal ini tampak dari tanggal selesai masing-masing episode tersebut, sebagaimana selalu dicantumkan oleh Djair pada halaman terakhir setiap episode yang beliau buat….

Sinopsis:

Residen Cheribon, Van den Smoeth, mendengar dari mata2nya di wilayah Timur bahwa Jaka Sembung (JS) cs berhasil lolos dari bencana badai di Laut Arafuru, bahkan kini sedang dalam perjalanan pulang kembali ke Jawa. Maka ia menugaskan Kapitan Lucas (komandan opas Kumpeni pengganti James, suami Elusye van Eisen, yang dimutasi ke sebuah daerah terpencil di Banten karena terlalu berpihak kepada warga Pribumi – baca episode “Leonard van Eisen”) untuk menangkap kerabat2 JS yg ada di Jawa, guna dijadikan sandera, bila kelak JS cs datang dan coba melakukan perlawanan. Maka Kapitan Lucas segera membuat sayembara berhadiah bagi mereka yang dapat menangkap orang2 terdekat JS….

Target pertama adalah KINONG (baca episode “Bajing Ireng”), adik angkat Roijah, istri JS, yang akan dipergunakan sebagai umpan utk menangkap Roijah (Bajing Ireng). Dimulai saat Roijah bersalin melahirkan Fitri, putri hasil buah kasihnya dengan JS. Kinong bermaksud mengajak burung BEO kesayangan JS yang dititipkan kepadanya, untuk ber-sama2 menyiarkan kabar gembira itu kepada warga Kandanghaur, tapi ternyata si Beo telah hilang entah kemana. Maka Kinong, si bocil cewek yang gagah berani itupun memutuskan berkelana mencari sang Beo…..

Begitu melihat Kinong, maka PE’I, seorang pemuda penjual ‘geribig’ (dinding anyaman bambu) yang tahu akan adanya sayembara berhadiah utk menangkap bocah itu, segera memberitahu Ki Botak (KB), seorang “pemburu hadiah”, yang memberinya uang sebagai imbalan atas info yang ia berikan. Tapi dasar otak licik, Pe’i menjual informasi itu juga kepada saingan Ki Botak yakni Ki Kerempeng (KK). Maka terjadi perburuan memperebutkan Kinong oleh kedua “pemburu hadiah” itu. Keduanya sudah nyaris berhasil menangkap Kinong, tapi tiba2 muncul Anwar & Ratna, 2 orang murid KH Subekti Ahmad dari Padepokan Gunung Sembung (baca episode “Bergola Ijo”), sahabat JS yang telah berjanji kpd sang pendekar untuk melindungi sanak kerabatnya selama ia dalam pengasingan di Papua. Meskipun KB dan KK berhasil mengalahkan Anwar & Ratna, tapi Kinong sudah berhasil kabur terlebih dahulu…..

Pe’i yang membelikan hadiah untuk ibunya dari uang hasil menjual informasi tentang Kinong, yang merupakan adik angkat si Bajing Ireng, malah dimarahi oleh sang Ibu karena dianggap telah mengkhianati Bajing Ireng, pahlawan rakyat Kandanghaur. Alih2 gembira, sang ibu malah mengusir dan menyuruh Pe’i pergi mencari dan melindungi Kinong dari incaran para penjahat….

Sementara itu dlm pengembaraan selanjutnya, Kinong berjumpa dgn seorang bocil cowok yang sama2 tengah mengembara jauh dari rumah, bernama KARTARAN. Begitu berkenalan dan tahu bahwa kakak angkat Kinong (JS) dan ayah Kartaran (Si Gila dari Muara Bondet) bersahabat karib (baca episode “Pendekar Gunung Sembung”), maka keduanya cepat menjadi akrab dan menjadi teman seperjalanan. Hingga pada suatu hari mereka dicegat oleh KB & KK berikut para begundalnya. Pe’i datang membantu, tapi ia bukanlah lawan sepadan bagi para ‘pemburu hadiah’ itu sehingga malah babak belur dikeroyok anakbuah KB & KK. Untunglah datang KH Subekti Ahmad menolong mereka. KB & KK tewas di tangan kyai sakti itu. Namun kemudian muncul Kapitan Lucas membawa pasukannya. Bahkan dgn peluru emasnya ia berhasil menewaskan sang kyai, lalu dengan mudah ia menangkap Kinong & Kartaran untuk dibawa ke rutan yang terletak di belakang rumah Residen van den Smoeth….

Sementara si Beo yg dicari Kinong ternyata tengah “bertamu” di rumah Ranti, istri Karta dan ibu dari Kartaran. Ranti yang khawatir karena Kartaran tak pulang2, mohon izin kepada “tamunya” itu utk pergi mencari putranya tsb. Di perjalanan, ia diganggu dan digoda secara seksual oleh seorang pemuda gagah tampan mirip Karta bernama Karma. Nyaris diperkosa oleh Karma, tapi untunglah Ranti diselamatkan oleh sang Beo yang ternyata mengikutinya. Kemudian dia berjumpa dengan Pe’i yang memberi tahu bahwa putranya dan Kinong telah ditangkap dan ditahan oleh Kumpeni. Maka Ranti pun segera menuju rumah Residen karena dia tahu disanalah biasanya tawanan2 Kumpeni ditahan…..

Van den Smoeth memiliki 2 putra. Yg sulung sudah menginjak usia remaja, bernama Peter. Yg bungsu masih balita, bernama THOMAS. Smoeth lebih suka kepada Peter yang tampak lebih jantan daripada Thomas yang lemah lembut. Akibatnya Thomas lebih suka bermain dgn kucingnya. Suatu hari ia mencari kucingnya yang lari ke area rutan dan tak sengaja bertemu dan berkenalan dengan Kinong & Kartaran. Merekapun cepat saling bersahabat, hal mana membuat ayah dan kakak Thomas marah lalu mengurungnya di dalam kamar. Namun Thomas bukannya jera, malah ia bertekad akan membebaskan kedua sahabatnya lalu kabur bersama mereka…..

Sementara itu Ranti menghadap Kapitan Lucas dan meminta agar anaknya & Kinong dibebaskan. Alih2 dikabulkan permohonannya, Ranti malah ditelanjangi dan nyaris diperkosa oleh kepala opas itu. Untunglah diluar dugaan Karma dan Pe’i datang menolongnya. Keduanya membebaskan Ranti lalu coba mencari Kinong & Kartaran di dalam sel2 tahanan yg ada disitu. Tapi ternyata anak2 itu sudah kabur bersama Thomas yang sudah tak betah lagi tinggal ditengah keluarganya yang kejam terhadap warga Pribumi. Terjadi kejar-mengejar antara opas Kumpeni dengan Ranti dkk. Anwar & Ratna muncul untuk membalas dendam kepada Kapitan Lucas yang telah membunuh guru mereka. Sementara para bocah yang terdiri dari : Kinong, Kartaran dan Thomas terus kabur seraya dikejar oleh Peter yg ditemani para opas anakbuah ayahnya. Peter berhasil menembak sang adik. Tapi waktu ia mencoba menembak pula Kinong, muncul sosok sakti bernama KI DENGGOL menepis balik peluru sehingga berbalik mengenai diri Peter sendiri…

Akhir cerita mudah ditebak. Anwar & Ratna berhasil membalaskan dendamnya dengan menamatkan riwayat Kapitan Lucas serta membuat kocar-kacir pasukan Kumpeni. Ranti pun berhasil menemukan putranya. Namun Ki Denggol memohon izin untuk membawanya beserta Kinong ke lereng Gunung Ciremai untuk dijadikan murid dan dididik agar tumbuh menjadi pendekar2 perkasa kelak di kemudian hari. Pe’i pun tak mau kalah. Ia minta diajak serta ke lereng Gn. Ciremai bersama kedua rekan ciliknya itu. Ranti menyuruh si Beo pulang ke rumah Parmin dan menyampaikan kabar tentang Kinong kepada Roijah agar dia tak merasa kehilangan bila kelak adik angkatnya itu tak pulang2. Sementara itu van den Smoeth hanya dapat menatap sedih jasad kedua putranya yang pulang dalam keadaan tak bernyawa akibat saling bunuh satu sama lain….

Oh ya, lalu siapa sesungguhnya Karma si pemuda eksentrik itu? Ternyata ia adalah sahabat masa kecil Karta yang dimintai tolong untuk menjaga serta menguji kesetiaan sang istri selama ia pergi. Untuk itu Karma minta maaf kepada Ranti karena sudah berani berbuat tak sopan kepadanya. Tapi kenapa Karta berani mengambil resiko mempercayakan kepada sang sahabatnya yang gagah dan tampan itu utk “memberikan ujian” bagi sang istri? Ternyata meskipun gagah & tampan, Karma adalah seorang pria yang menderita impotensi secara seksual. Ah, aya2 wae Kang Djair mah nyieun cerita teh……*****

Judul berikutnya : “DIA, BAJING IRENG”.

#KINONG
#Jaka_Sembung
#Djair

Spread the love

Karya

Serial

Penerbit

Genre

Kondisi

04 - Cukup

Kemasan

Softcover

Cetakan

C3 – Cetakan Ketiga

ISBN

Tidak Ada

Ijin Terbit Tahun

1973

Jilid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, and 9

Info Lainnya

Tanggal Beli

Tidak Tercatat

Harga Beli

Rp. 150.000

Tamat

Ya
Jumlah Buku
9

Isi Lengkap

Ya

Halaman

1

s/d

558

Jenis Kertas

HVS

Catatan

Gallery