SI BUTA DARI GUA HANTU EPISODE 04:
Kemungkinan besar idea Pak Ganes TH dlm membuat Manusia Serigala dari Gunung Tambora bersumber dari novel karya novelis Inggris kelahiran Mumbai, India, Rudyard Kipling yg berjudul The Jungle Book (1894). Kisah ini pernah populer ketika dibuat film animasinya oleh Walt Disney (1967). Sumber lain adalah mitologi Romawi ttg anak kembar Remus & Romulus yg dibesarkan oleh induk Serigala. Si kembar ini kemudian ditemukan dan dipercaya oleh kaisar Romawi Julius Caesar menjadi abdinya, tapi kemudian membunuh tuannya tsb utk dpt menguasai tahta Romawi dan mendirikan kota Roma. Ganes TH mengungkapkan peristiwa itu dlm Manusia Serigala jilid 14, dlm satu adegan dimana dgn pongahnya Dr. Vincent yg cemburu kpd Barda yg dianggapnya ingin merebut kekasihnya Catreen, membiarkan Pendekar Buta itu dikeroyok dan dimangsa oleh anak2 didiknya sendiri, yakni Reo dan Bula.
Boleh dibilang ketika membuat MSdGT ini sang maestro berada dlm puncak pencapaian kariernya. Hal ini terlihat dari goresan gambar yg semakin mantap, jalinan cerita yg semakin komplit, antara action, drama dan filosofi yg hendak disampaikan. Lihat saja lukisan cover2 nya yg menurut teman saya memiliki nilai seni yang tinggi, khususnya cover jilid 14, 15 dan 17. Keseriusan beliau menggarap MSDGT ini juga tampak dari durasi pembuatannya yg mencapai 3 tahun (1969 – 1972).
Namun jangan heran bila anda tidak menjumpai jilid 13 dari serial SBDGH yang seharusnya ada dalam kisah ini. Bukan karena sang maestro percaya bhw angka 13 merupakan angka sial sehingga beliau menghindarinya, namun konon memang bbrp kali terjadi hambatan dlm proses cetak waktu akan terbitnya jilid tsb. Dan karena rentang waktu terbit yg terlalu lama dari jilid 12, maka jilid 13 tsb digabungkan langsung dgn jilid 14 dgn jumlah halaman yg lebih tebal…
Sayang sekali komik ini belum pernah diangkat ke film layar lebar. Malah para produser film “melompatinya” dgn langsung membuat spin off kisah Reo dlm episode Neraka Hijau (1977). Aktor cilik Taka Zahara, putra Ratu Silat Indonesia Rita Zahara berperan sbg Reo si Manusia Serigala. Itupun dgn hasil yg jauh dari harapan. Pemilihan pelawak Jayakarta Group, Cahyono yg didapuk sbg musuh besar Reo, Patala betul2 merupakan misscasting yg tidak termaafkan. Begitu pula pemilihan pelawak Ron Ron, anggota grup lawak Pelita Group sbg pemeran Taliwang, sahabat Reo.
Kemungkinan besar produser menghindari pembuatan film dari kisah komik yg hebat ini lagi2 disebabkan kendala teknis dan spesial efek. Tidak mudah melatih satwa2 liar spt serigala untuk membuat adegan kawanan serigala yang berlarian memangsa ternak2 penduduk, apalagi hrs melibatkan seorang anak manusia yg ikut berlompatan dgn lincah diantara kawanan hewan2 buas tsb. Ditambah pula pd masa itu belum ada teknik CGI atau animasi yang canggih spt sekarang. Belum lagi dgn lokasi shooting di gunung Tambora yg terletak di Pulau Sumbawa tentunya produksi film ini akan memakan biaya yang tidak sedikit.
Synopsis :
Desa Dorokore di kaki gunung Tambora dihebohkan oleh munculnya seorang anak manusia yang memimpin sekawan serigala utk memangsa ternak2 warga disana. Hingga seorang pemburu kawakan bernama Dompu berhasil menangkap manusia serigala tsb. Namun seorang pendekar misterius menculik Reo, manusia serigala tsb. Untunglah Si Buta berhasil merebutnya dan kemudian mendidiknya agar bisa beradaptasi dgn orang lain. Reo juga belajar bertingkah sbg manusia dari gadis cilik bernama Nurzah.
Sayang sekali sebelum Barda mengembalikan Reo kpd Bu Bajo, ibunya yg tiada henti mencarinya, Barda kecolongan shg Reo berhasil diculik oleh rombongan expedisi ilmiah dari Jerman yg tertarik utk menjadikan Reo sbg objek penelitiannya. Sbg wujud penyesalan atas keteledorannya menjaga Reo, Barda mengajak Bu Bajo ber-sama2 mengejar Reo sebelum terlanjur dibawa oleh expedisi Jerman dibawah pimpinan Dr. Vincent tsb ke negerinya. Tapi ternyata seorang tokoh maha sakti berhasil merebut Reo dari tangan expedisi itu. Bahkan Dr. Vincent dan pacarnya Catreen ikut diculik pula oleh tokoh misterius yg mirip dukun sihir tsb.
Dlm usahanya mencari Reo, Barda terpaksa terlibat perseteruan pula dgn Pak Bajo, ayah Reo yg tak lain drpd orang yg pernah melarikan Reo waktu ditangkap oleh Dompu dan kmdian direbut lagi oleh Barda. Barda nyaris mati beku akibat serangan Pak Bajo. Untunglah ditolong oleh Nurzah yg secara tak sengaja telah membantu mengantarkan Barda ke tempat dimana Reo ditawan, karena ternyata dukun sihir mahasakti yg menculik Reo adalah Gusti Buyung, adik Leak Hitam, yg juga adalah nenek Nurzah sendiri. Nurzah ternyata juga adik tiri Reo karena Pak Bajo dinikahkan secara paksa oleh Gusti Buyung dgn Wayan, putrinya shg membuahkan Nurzah, gadis kecil itu.
Akhirnya Barda terlibat pertarungan seru dgn Gusti Buyung dan berhasil membunuhnya. Wayan ibu Nurzah terbunuh oleh ibunya sendiri. Bu Bajopun berkumpul kembali dgn suami dan putranya, serta mengangkat Nurzah sbg anaknya. Bardapun berpisah dgn keluarga Pak Bajo yg tengah berbahagia itu untuk kemudian melanjutkan pengembaraannya ke Pulau Celebes…