Jaka Sembung Episode X :
“P A P U A”
Tahun terbit : 1972
Penerbit : UP Rosita
Tebal : 372 halaman (6 jilid)
Sinopsis:
Ini episode lanjutan dari “Badai di Laut Arafuru” dimana dikisahkan kapal yang ditumpangi Jaka Sembung dan kawan2 tenggelam diterpa badai hebat dan mereka terdampar ter-pencar2 ke berbagai pulau di wilayah Indonesia Timur. Parmin sendiri terdampar di Papua yg pada masa itu oleh Kumpeni disebut sebagai “Pulau Hitam” karena penduduknya yg termasuk ras Negroid/Melanesia rata2 berkulit hitam…
Ceritanya sendiri berjalan linier dan sederhana. Tampaknya disini Djair banyak terinspirasi dari cerita2 film bertemakan “petualangan rimba-raya” yg rata2 bersetting rimba Afrika dan banyak tayang di gedung2 bioskop pd masa itu, spt misalnya film Tarzan, Sheena, Samoa Queen of the Jungle, Gungala dsb. Bahkan kisah tentang gadis kulit putih yg dijadikan kepala suku oleh penduduk asli yg masih primitif hampir pasti terilhami oleh film tentang Ratu2 Rimba tsb…..
Dlm “Papua” Djair juga coba “menjual” eksotisme alam Indonesia Timur lengkap dgn kekhasan flora dan faunanya yg menurut ilmuwan Alfred Wallace termasuk dlm kelompok Australis shg berbeda dgn alam Indonesia pd umumnya. Dgn cerdik keunikan alam tsb beliau manfaatkan utk bahan cerita yang menarik. Misalnya : Awom panglima suku yang mengajak Parmin berburu burung Cendrawasih (untung pd masa itu blm ada aturan bhw Bird of Paradise tsb termasuk satwa yg dilindungi shg Awom dan Parmin tak hrs berurusan dgn hukum). Atau suku Papua kerdil yg mengejar Parmin cs dgn menunggang burung kasuari. Atau juga pasukan “kavaleri Kanguru” yang nyaris “menggilas” Parmin, Julia (Kepala Suku) dan Awom. Adegan tersebut mengingatkan saya pada adegan kejar2an antara manusia dan dinosaurus dlm film Jurassic Park. Dan sbg sebuah kisah fiksi, sah2 saja (meskipun agak absurd) bagi Djair mempertemukan Parmin dengan Manusia Salju (Yeti) di puncak Cartenz (setelah era Kemerdekaan oleh Presiden Soekarno diganti namanya menjadi Puncak Jayawijaya) yg diliputi salju abadi meskipun konon mahluk itu hanya pernah dijumpai di pegunungan Himalaya…
Sinopsis :
Setelah kapal yg ditumpanginya hancur, Parmin terdampar di Pulau Hitam Papua yg konon pada masa itu dihuni suku2 yg masih primitif. Ia ditangkap oleh Suku Kaimana dan dibawa menghadap ke Kepala Sukunya yg ternyata seorang wanita kulit putih. Sang Kepala Suku tertarik akan ketampanan dan kegagahannya shg alih2 dihukum mati, ia malah dijadikan tamu kehormatan. Hingga pd satu malam Sang Ratu diculik oleh sekawan suku kerdil (cebol). Parmin mengajak Awom, sang Panglima Suku utk menyelamatkan Sang Ratu. Ternyata suku kerdil menculik Sang Ratu utk dipersembahkan kepada Dewa mereka yg berujud mahluk seram ber”topeng tengkorak”. Ratu nyaris diperkosa oleh sang dewa palsu tsb. Untunglah Parmin dan Awom segera menyelamatkan dan membebaskannya…..
Ratu Suku Kaimana yang bernama Julia itupun menceritakan bgmn ia bisa sampai ke pulau itu. Bhw sesungguhnya ia bersama ayahnya yang bernama van Boerman, turut serta dlm expedisi missionaris Katolik dibawah pimpinan Pastor Jurgen dlm misi kemanusiaan ke daerah2 primitif dan terpencil. Namun malang kapal mereka dilanda badai Laut Arafuru yang terkenal ganas hingga karam. Julia sendiri terdampar di daerah Kaimana. Untunglah warna kulitnya yang berbeda membuat suku asli menganggapnya sbg titisan dewa dan mengangkat dia sbg Kepala Suku. Tapi ia tak tahu bagaimana dengan nasib sang ayah, Pastor Jurgen serta awak kapal lainnya….
Parmin mengajak Julia untuk ber-sama2 mencari sang ayah. Dalam perjalanan, mereka ditangkap oleh Suku Kanibal yang masih kerap “mengayau” (membunuh dan makan) manusia. Betapa terkejutnya Julia melihat “Rosario” (sejenis tasbih utk berdoa umat Katolik) milik ayahnya berada di tangan kepala suku kanibal tersebut. Hatinya sedih karena menduga sang ayah mungkin sudah tewas di tangan suku kanibal itu. Tapi Parmin tak putus harapan. Setelah berhasil meloloskan diri dari tawanan suku kanibal itu, ia mengajak Julia dan Awom untuk terus mencari ayah Julia. Hingga pd suatu hari mereka berhasil menemukan Van Boerman yang dijadikan budak penggali tambang emas oleh seorang petualang kulit putih lain bernama Simon van der Lang. Ternyata pada waktu kapal mereka tenggelam, ayah Julia diselamatkan oleh sebuah kapal yang ditumpangi para pemburu emas dibawah pimpinan Simon. Sesampainya di Papua, salah seorang anakbuah Simon melarikan diri setelah mencuri ransel milik ayah Julia. Rupanya orang itulah yang kemudian ditangkap dan dibunuh oleh suku kanibal dan rosarionya diambil untuk dijadikan kalung oleh kepala suku kanibal itu….
Setelah berhasil menemukan ayah Julia, Parmin pun mengajak teman2nya untuk mencari Pastor Jurgen sebelum terlanjur dibunuh oleh Suku primitif pulau itu. Tapi mereka malah terperangkap dalam jebakan suku Nabire yang (lagi2) menyembah si Topeng Tengkorak misterius tsb sebagai “dewa” mereka. Kebetulan Parmin ditawan bersama dgn Pastor Jurgen, yg masih dibiarkan hidup karena bisa mengajarkan suku itu bercocok tanam/bertani, menenun membuat pakaian sehingga mereka tidak bertelanjang lagi serta mengobati orang2 yang kena malaria dengan pengetahuannya akan pohon kina yang kebetulan banyak terdapat disana….
Cerita selanjutnya amat menyedihkan karena Julia harus menjadi korban perkosaan Dewa Topeng Tengkorak yang tak lain daripada Kyai Subekti, musuh Parmin yang ternyata belum tewas setelah peristiwa Badai di Laut Arafuru. Tapi kali ini dengan jurus andalannya “Wahyu Taqwa”, Parmin berhasil membunuh Kyai Subekti yang sudah banyak memperkosa gadis2 setempat dengan cara menjadi dewa palsu yang menuntut persembahan para gadis setiap bulan purnama itu.
Awom dibebaskan dari penjara oleh Da-Fan, gadis Suku Nabire yang jatuh cinta kepadanya. Namun sayang gadis itu harus tewas mengorbankan diri demi menyelamatkan Awom yg amat dicintainya.
Untuk mengobati kesedihan hatinya akibat kematian Da-Fan, Awom pun mendaki Puncak Cartenz sehingga nyaris dimangsa oleh “Yeti” Si Manusia Salju. Untunglah Parmin terus mengikutinya sehingga dapat cepat menolong sebelum Awom tewas di tangan mahluk raksasa berbulu lebat mirip tokoh Chewbacca dalam film Starwars itu…..
Di akhir kisah, Julia mengajak ayahnya dan Pastor Jurgen menetap di Kaimana. Mereka bersama warga suku Kaimana membuatkan sebuah perahu untuk Parmin berlayar pulang ke Pulau Jawa. Awom yg merasa banyak berhutang budi kepada Parmin memutuskan untuk ikut menemani Parmin. Ia pun berkeputusan memeluk agama Islam mengikuti keyakinan pendekar pujaannya itu*****
Judul berikutnya: IBLIS PULAU ARU