SI BUTA DARI GUA HANTU EPISODE 11:
PENGANTIN KELANA
Jalan ceritanya sendiri tak mudah dicerna krn tampaknya Pak Ganes TH memasukkan unsur “futuristik” dan “fiksi ilmiah” dlm kisah ini shg ada UFO (Unidentified Flying Object) yang diistilahkan dgn “mahluk dr langit” di dalamnya. Memang soal keberadaan UFO masih jadi perdebatan, tp tdk dapat dinafikkan begitu saja karena konon di bbrapa goa yang pernah didiami manusia2 prasejarah, di dinding nya terdpt pahatan lukisan yg mengindikasikan bhw nenek moyang kita pernah bertemu dgn mahluk langit tsb. Bahkan di Poso, Sulawesi Tengah, di suatu daerah yg disebut Lembah Bada, terdpt situs megalitikum berupa patung2 batu raksasa yg sangat boleh jadi merupakan “hasil karya” mahluk dari dimensi lain. Sangat mungkin pula bahwa apa yg disebut “dewa” sejatinya adalah mahluk2 spt itu. Tapi apakah hipotesa tsb benar atau tidak? Wallahualam bilsawab.
Semula saya bingung membaca kisah ini. Tapi setelah mencoba untuk menyusunnya spt kita menyusun puzzle, dan memasukkan beberapa asumsi dari hasil pemikiran saya sendiri, maka kerangka ceritanya kira2 sbb:
Synopsis :
Seruling Sukma (SS), musuh bebuyutan si Buta, dalam upayanya mencari cara mengalahkan Si Buta, secara tak sengaja menemukan situs kuno yg merupakan peninggalan “mahluk dari langit” dgn peradaban yg amat maju, di suatu daerah yg disebut Bukit Petir. Berkat otaknya yg brilliant, si Cebol itu berhasil melanjutkan proyek yg terbengkalai tsb. Iapun berkolaborasi dgn si Manusia Kodok (tokoh ini pernah terlibat konfrontasi dgn Si Buta dlm peristiwa Prahara di Donggala, namun kemudian mereka malah berbalik menjadi sahabat) yg amat berambisi menjadi Raja. Ramuan hasil rekayasa genetika buatan SS merubah manusia normal jadi manusia2 kodok agar mereka mau jadi rakyat si Manusia Kodok. Selanjutnya Manusia Kodok berperan sbg Raja dan SS jadi Dewa yg bersemayam di Bukit Petir dgn julukan “Baladewa”.
Sementara itu, pengaktifan perangkat ultra canggih milik “manusia langit” oleh SS secara sembrono tlh menyebabkan konsistensi ruang dan waktu di sekitar Bukit Petir menjadi “error”. Frekwensi gelombang kosmis menjadi kacau, shg mahluk2 yg ada di dlmnya, juga ruang dan waktu dimana mereka berada bisa ber-ubah2 setiap waktu. Raja ‘manusia langit’ sadar bhw ada yg tlh menyalahgunakan alat mereka yang hilang ber-abad2 silam. Mk ia mengutus sang putra, Pangeran Bandu, turun ke bumi untuk memperbaiki keadaan yg kacau tsb. Utk itu ia dibekali sebuah pundi pusaka yg di dalamnya tersimpan “ilmu nyungsum wadag” yg dapat berfungsi membenahi alam semesta namun sebaliknya bila jatuh ke tangan orang yg salah bisa membuat dunia semakin kacau.
Tiba di bumi, Pangeran Bandu menyamar sbg anak yatim-piatu dan dijadikan anak angkat oleh Raja Kodok. Setelah dewasa Bandu jatuh cinta kpd Marlena, putri Saudagar Kelana. Utk itu ia rela menyerahkan pundi pusaka miliknya sbg mahar pernikahan mereka. Tapi Saudagar Kelana yg terlibat hutang dgn Saudagar dari Banggai bermaksud membayar hutang dengan cara menikahkan putrinya dgn putra saudagar tsb. Maka iapun hrs menempuh perjalanan jauh untuk mengantarkan Marlena menuju Banggai.
Dalam perjalanan menuju Banggai, akibat suatu kesalahan pahaman, Saudagar Kelana terlibat perselisihan dgn Si Buta shg ia terluka dan tak dapat melanjutkan perjalanan. Sebagai pertanggungjawaban, Si Buta bersedia menggantikan tugasnya mengawal sang ‘Pengantin Kelana’ sampai ke Banggai.Tapi di perjalanan, Marlena “diculik” oleh Bandu yg merasa bhw gadis itu telah mengkhianati cintanya. Si Buta yg hendak merebut kembali Marlena harus berhadapan dengan Raja Kodok dan rakyatnya, juga sang “Baladewa” yg tak lain daripada SS, musuh bebuyutannya, yang kini bersemayam dgn pongahnya di puncak Bukit Petir yg terjal, lengkap dengan peralatan ultra modern yg ia ciptakan dengan “teknologi masa depan” yg ia adopsi dari peninggalan “manusia langit” yang ia temukan secara tidak sengaja disana. Setelah SS berhasil dikalahkan, Raja Kodok menyerah kepada si Buta dan menjelaskan dgn gamblang apa yg selama ini sesungguhnya telah terjadi di Bukit Petir itu.
Akhirnya setelah mengerti duduk perkaranya, Si Buta membiarkan Bandu memiliki Marlena dan mengambil kembali pundi pusaka miliknya. Dgn ilmu nyungsum wadag yg ada dlm pundi tsb, Bandu berhasil mengembalikan tatanan kehidupan di sekitar Bukit Petir spt sediakala shg suasana kembali kondusif. Namun Bandu dihukum oleh Raja Langit ayahnya krn sempat melalaikan tugasnya akibat kasmaran dengan manusia bumi. Raga mulianya sbg ‘manusia langit’ “dimatikan” shg ia “turun derajat” jadi manusia bumi. Namun bagi Bandu hal ini tak jadi soal, karena yg penting ia dpt menikahi Marlena, hidup bahagia dan punya anak.