SI BUTA DARI GUA HANTU EPISODE 08:
PERJALANAN KE NERAKA
Mulai Perjalanan ke Neraka ini, Ganes TH rata2 hanya membuat 2 varian cover saja utk setiap episode yg umumnya terdiri dari 10 jilid (untuk PkN hanya terdiri dari 9 jilid). Khusus PkN ada 1 varian cover lagi utk edisi bundel/set.
Untuk idea cerita dan kualitas gambar juga mengalami grafik penurunan. Dgn judul seram spt Perjalanan ke Neraka, saya membayangkan komik ini berkisah ttg Barda Mandrawata yang mengemban suatu misi yg memaksanya untuk melakukan perjalanan penuh mara bahaya ala komik beliau yang berjudul Petualang (1976). Ternyata bayangan saya meleset. Ceritanya hanya semacam pengembangan dari komik beliau terdahulu yang berjudul Bisikan Iblis (1971). Inti kisahnya tentang Tuan Tanah kaya dan zolim yg menindas rakyat dan Tuan Tanah yg lebih kecil. Ia memaksa mereka menjual lahan milik mereka kpdnya dgn menghalalkan segala cara, antara lain mengerahkan centeng/tukang pukul untuk mengintimidasi serta tak segan2 menganiaya serta memperkosa.
Perjalanan ke Neraka sesungguhnya boleh dibilang merupakan Logi Pertama dari sebuah Trilogi (Tiga Serangkai) bersama 2 episode berikutnya yaitu Kabut Tinombala dan Tragedi Larantuka, yang memiliki benang merah yang saling bertautan satu sama lain, karena ketiganya mengisahkan bagian kehidupan Barda dalam menolong keluarga seorang janda bernama Meinar bersama putranya Tara dan Pak Dongclo, mertuanya. Adapun keterkaitan ketiga episode tsb adalah sbb :
1. Perjalanan ke Neraka mengisahkan Barda yang terluka dalam cukup parah akibat pukulan Kecubung Biru yang dilancarkan oleh kepala centeng Puang Katamba yang bernama Bidar, waktu ia berusaha membela Meinar dan putranya Tara. Bahkan Tara juga tertular racun Kecubung Biru yang amat menular dan mematikan itu.
2. Kabut Tinombala mengisahkan perjalanan Si Buta menuju puncak Tinombala yg amat angker dan berbahaya dlm rangka ia mencari obat pemunah racun Kecubung Biru utk mengobati Tara dan juga dirinya sendiri. Konon obatnya berupa daun sruntul-srintil. Namun ternyata yang dimaksud adalah darah kadal2 rawa berbisa yg banyak terdapat di rimba raya Tinombala yang jarang dijamah manusia itu.
3. Tragedi Larantuka mengisahkan Meinar yg merasa yakin bhw Si Buta sanggup menjadi pelindung di perjalanan, minta tolong Pendekar itu untuk mengantarnya pulang ke kampung halamannya di Larantuka. Tak disangka disana tengah terjadi suatu bencana wabah rabies dan banjir besar yang telah memakan korban orangtua dan kerabat2 Meinar lainnya yang tinggal di desa yg terletak di NTT tsb.
Dlm PkN kembali Pak Ganes menampilkan banyak adegan humor kocak yg dibangun melalui tingkah laku Pak Dongclo, mertua Meinar dan Pak Tirta, ayah Tina si pemilik kedai. Bumbu humor yg menyegarkan ini bagi saya cukup membantu membuat suasana kisah dalam komik ini menjadi lebih cair dan ceria ditengah banyak adegan sadis berlumur darah dan kekerasan yang boleh dibilang jadi sajian utama komik ini.
Synopsis :
Barda menolong seorang janda bernama Meinar dan putranya Tara, yg nyaris celaka akibat gerobak kuda yg mereka tumpangi nyaris jatuh ke jurang akibat kuda penarik gerobak tsb mendadak menjadi liar tak terkendali. Ternyata ini akibat ulah begundal2 Puang Katamba, tuan tanah kaya yg terus menteror keluarga Meinar karena ingin menguasai lahan milik Pak Dongclo, mertua Meinar. Bahkan putra Pak Dongclo, mendiang suami Meinar juga tewas akibat berusaha mempertahankan tanah milik ayahnya tsb..
Peristiwa ini tlh membuat Barda terlibat lebih jauh lagi dlm pertikaian antara masyarakat desa dipimpin oleh pemuda bernama Tapare melawan kese-wenang2an Puang Katamba dan kaki tangannya, terutama kepala centeng nya yg bernama Bidar. Bahkan pukulan Bidar yg mengandung racun Kecubung Biru telah membuat Barda terluka dlm dan menulari Tara yg berusaha menolongnya. Upaya Barda untuk memperoleh obat pemunah racun tsb dari putri Katamba yg konon memilikinya juga gagal karena gadis tsb punya dendam pribadi dgn Meinar yg ternyata merupakan pesaingnya dlm mendptkan mendiang putra Pak Dongclo, ayah Tara, dulu. Akibatnya ia tak sudi menolong putra mantan rivalnya itu..
Kisah terus berkembang karena selama Barda beristirahat memulihkan dirinya yg terpapar Kecubung Biru, Tapare malah berbalik memihak Katamba karena iming2 gaji yg besar. Namun ternyata semua itu hanya taktiknya utk bisa dekat dan membuat lengah Katamba. Sampai pd suatu kesempatan ia balik menyandera dan menyerang tuan tanah itu. Akibatnya ia hrs berhadapan dgn Bidar dan nyaris kena racun Kecubung Biru juga. Untunglah disaat kritis itu Si Buta datang untuk menolongnya shg Tapare pun terhindar dari paparan racun yg amat berbahaya itu, dan berhasil menghabisi riwayat Katamba.
Setelah selesai membantu Tapare dan teman2 seperjuangannya mengakhiri kezoliman Puang Katamba dan antek2nya, Barda pergi menuju puncak Tinombala utk mencari obat pemunah racun Kecubung Biru yg konon berupa daun sruntul-srintil yg hanya ada di rimba raya di puncak gunung yg jarang dijamah manusia tsb.
–> maka kisahpun Bersambung ke episode selanjutnya yang merupakan Logi Kedua berjudul “Kabut Tinombala”….