Rating 5 / 5. Total vote: 1

Belum ada vote, silahkan anda yang pertama!

Diupload oleh Alex Wienarto
Diperbaharui tanggal

Petualang

P E T U A L A N G (1976)
Pernah dimuat Bersambung dlm versi pendek di Majalah HAI edisi thn 1979

Sejak pertama membaca komik ini sebetulnya saya merasa yakin bhw untuk kisah Petualang ini Sang Maestro terinspirasi oleh sebuah film western alias cowboy spaghetti yg marak tayang di bioskop pd thn 1960 – 1970an. Hal ini nampak dari setting ceritanya dimana para tokoh menunggang kuda, tokohnya merupakan petualang pemburu hadiah yg hrs menempuh perjalanan membawa harta karun melewati alam yang masih liar mirip “wild west”, duel di kampung yang sudah kosong ditinggal para penghuninya dll. Dan ternyata benar. Kisah Petualang diilhami oleh sebuah film cowboy produksi thn 1954 berjudul Vera Cruz yg dibintangi oleh Garry Cooper dan si bintang iklan Mandom, Charles Bronson. Namun spt ber-kali2 saya ungkapkan bhw Oom Ganes tdk sekedar menjiplak mentah2 sebuah cerita, melainkan meraciknya sedemikian rupa dgn nilai2 patriotisme dan kepahlawanan shg menjadi sebuah kisah yang jauh lebih menarik daripada cerita film aslinya…

Synopsis :

Kisahnya diawali dgn persahabatan yang unik antara Priadi, seorang mantan prajurit Pangeran Diponegoro yg terpaksa mencari nafkah sbg pemburu hadiah setelah sang pemimpin ditangkap Belanda, dgn Darto, seorang “maling kuda” yg semula menipu Priadi dgn menjual kuda curiannya kpd Priadi. Akibatnya Priadi dikejar warga desa pemilik kuda. Di sebuah kampung, Priadi menolong Kusmin, bocah remaja yatim piatu dari Tegalrejo yg diganggu anakbuah Darto. Kusmin juga bertekad mencari dana utk membangun kembali desanya yg dibumi hanguskan pasukan Kumpeni.

Kesamaan tujuan membuat ketiganya sepakat ikut sayembara yg diselenggarakan Rd. Brotoseno, seorang juragan kaya yg membutuhkan pengawal utk mengantar putrinya Jeng Sri yg akan diungsikan ke Surakarta karena suasana di desa tsb sdh kian tdk kondusif. Setelah berhasil menyingkirkan pesaing2nya, merekapun mendapatkan pekerjaan tsb.

Rombongan pengantar “sang putri” dipimpin oleh Rd. Dirjo, adik Brotoseno yg konon pendidikan luar negeri. Ketiga petualang mulai curiga ketika rombongan menyeberangi sebuah sungai dangkal, melihat jejak roda yg amat dalam shg berkesimpulan bhw kereta kuda yg membawa Jeng Sri sesungguhnya membawa beban yg amat berat. Ketika rombongan beristirahat malam harinya, mereka coba menyelidiki isi kereta tsb. Ternyata dugaan mereka benar! Dibawah tmpat duduk sang putri, tersimpan banyak uang emas yg menurut Jeng Sri, yg ternyata hanya “putri sewaan” yg disuruh berperan jadi putri sang juragan, akan diselundupkan ke luar negeri. Jeng Sri pun mengincar harta untuk dirinya.

Rintangan pertama datang dari pasukan Kumpeni dibawah pimpinan Kapiten de Yong, yg telah melakukan desersi (pembelotan) dari induk pasukannya. Sbg komandan Kumpeni de Yong tahu bhw Rd. Brotoseno sering bantu memasok senjata serta menjual tanah rakyat secara paksa utk dijadikan benteng Belanda. Dan sbg imbalan ia mendapat bayaran uang emas yg banyak. Shg de Yong tahu rombongan tsb sejatinya membawa harta haram itu untuk diungsikan ke tempat yang lebih aman. Pertempuran terjadi. Kusmin yg mengingat de Yong sbg pembunuh ayah ibunya waktu pasukan Kumpeni memorak morandakan desanya, hendak membalas dendam. Namun dicegah Priadi karena kekuatan mereka tdk seimbang shg mereka hanya mengantarkan nyawa secara sia2. Yg penting skrg menyelamatkan harta yg ada dlm kereta.

Setelah lolos dari kepungan pasukan Kumpeni, datang mata2 Rd. Dirjo melaporkan bhw Rd. Brotoseno tlh terbunuh. Rd. Dirjo yg memang  merencanakan pembunuhan thdp kakaknya itupun merasa saatnya tiba utk membawa kabur harta ke luar negeri. Maka setiba di tepi kali Progo, diam2 ia memindahkan harta tsb ke rakit yg telah disediakan anakbuahnya. Lalu ia menyuruh seorang anakbuahnya melarikan kereta kuda yg sudah kosong shg para petualang kita kecele, mengejar “pepesan kosong”.

Rombongan 3 petualang baru sadar setlh kereta tsb terjungkal dan isinya berserakan. Ternyata tak ada harta karun di dalamnya. Jeng Sri kebetulan menguping waktu Rd. Dirjo menyuruh anakbuahnya memindahkan harta ke atas rakit. Setelah tercapai “kesepakatan akan membagi rata” harta tsb, merekapun mengejar ke Kali Progo.

Jeng Sri tewas tertembak oleh Rd. Dirjo. Tinggal Priadi, Darto dan Kusmin yg “meminjam” sebuah rakit yg tertambat di pinggir kali utk mengejar rakit Rd. Dirjo. Pasukan de Yong mengikuti dgn menyusuri sepanjang pinggir kali. Darto berhasil menghabisi nyawa Rd. Dirjo. Namun selanjutnya Darto ingin menguasai harta itu utk diri sendiri. Terjadi perkelahian dgn Priadi hingga Darto berhasil dibuat pingsan.

Selanjutnya mereka menepi. Priadi mengajak Kusmin segera pergi membawa harta itu utk dipergunakan membangun desa Tegalrejo sesuai cita2 Kusmin. Kapiten de Yong yg coba menghalangi dibunuh oleh Priadi. Namun yg mengejutkan Priadi, ternyata Rd. Brotoseno masih hidup dan merasa marah karena Priadi hendak menyerakahi hartanya. Maka terjadilah pertarungan seru. Darto datang menolong dan berkorban nyawa tertembus keris Rd. Brotoseno. Akhirnya Priadipun dpt membunuh bangsawan penghianat bgs itu. Lalu bersama Kusmin ia menuju Tegalrejo.

Karya

Serial

Penerbit

Genre

Kondisi

04 - Cukup

Kemasan

Softcover

Cetakan

C1 - Cetakan Pertama

ISBN

Tidak Ada

Ijin Terbit Tahun

1975

Jilid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, and 10