Rating 5 / 5. Total vote: 2

Belum ada vote, silahkan anda yang pertama!

Diupload oleh Alex Wienarto
Diperbaharui tanggal

Prahara di Bukit Tandus

 

SI BUTA DARI GUA HANTU Episode Lepas (1) “PRAHARA DI BUKIT TANDUS”

“Prahara di Bukit Tandus” pernah 2 kali diulang-buat oleh Pak Ganes TH dan bbrp kali diterbitkan, yakni sbb :
1. Pertama kali dimuat bersambung di majalah Eres (1972), tapi sayang tidak tamat (sampai hal 111), karena majalah tsb keburu berhenti terbit.
2. Di”redraw” oleh Pak Ganes seraya dipersingkat jadi hanya 64 hal tapi tamat, dimuat bersambung di majalah “Detik”.
3. Bbrp kali dibukukan berdasarkan cergambung versi majalah Detik (versi 64 hal), dgn 3 varian cover.
4. Terakhir yg versi “Eres” diremaster oleh BL. Bagian akhir yg belum tamat “ditambal” menggunakan bagian akhirnya versi “Detik”.

Sinopsis :

Dikisahkan suatu hari SBDGH menjadi buronan Kumpeni. Ia dikejar hingga ke sebuah padang tandus, dan terpaksa sembunyi di satu2nya gubuk yg berada disitu. Gubuk itu dihuni oleh seorang petani bersama istri dan seorang putranya. Untunglah keluarga petani tsb bersedia menyembunyikan Barda dan tetap tutup mulut meski diancam oleh komandan Kumpeni bernama Kapiten Simon (KS), yg menjelaskan bhw Si Buta telah merampok peti uang emas milik pemerintah Hindia Belanda. Setelah pasukan marsose itu berlalu, Barda diizinkan bermalam di gudang tua milik sang petani. Belum sempat istirahat, Barda diserang pula oleh kawanan begal dibawah pimpinan Mat Gudri (MG). Yg mengherankan Barda, putri Pak Johar bernama Juriah, yg ia kenal sbg pejuang pembela tanah air dan pernah ia tolong, ikut berada dlm komplotan begal itu. Untunglah MG cs berhasil dipukul mundur sehingga Barda pun dpt beristirahat…..

Dlm istirahatnya, Barda mengenang kembali peristiwa yg ia alami, sampai menjadi buronan yg di-uber2 bbrp pihak, yakni tentara Kumpeni dibawah pimpinan KS, pejuang tanah air dibawah pimpinan Pak Johar, serta komplotan begal pimpinan MG. Hal ini akibat ia disangka sbg orang yg berhasil membawa lari peti berisi uang emas, yg tengah diangkut dibawah pengawalan pasukan Kumpeni dibawah pimpinan KS. Pasukan itu dihadang oleh kawanan pejuang pimpinan Pak Johar. Sialnya, Barda datang ke lokasi perampokan, selang sesaat setelah peristiwa itu terjadi, sehingga KS, sbg satu2nya orang yg selamat, mengira Barda sbg kepala ‘begal’ yg telah merampok mereka. KS kabur untuk minta bala bantuan. Barda yg hampir ditembak oleh seorang marsose yg masih hidup meskipun terluka parah, ditolong oleh Juriah.

Selanjutnya kawanan Pak Johar dkk harus mempertahankan peti harta dari gerombolan MG, yg juga ingin memilikinya. Untunglah seorang pemuda bernama Guriang, yg kelihatannya menaruh hati kpd Juriah, datang menolong kawanan pejuang itu. Sampai suatu saat, MG berhasil menyandera Juriah, sehingga Pak Johar terpaksa menyerahkan kotak harta itu kepada MG demi keselamatan putrinya. Tapi Guriang siap merebut kembali kotak itu dari tangan MG, atas permintaan Juriah. Sialnya, baru saja berhasil merebut kotak tsb, Guriang terluka oleh serangan senjata MG, hingga jatuh pingsan. SBDGH turun tangan menggendong Guriang sambil memikul kotak harta. Namun ia terdesak dan tercebur ke sungai yg berarus deras, sehingga terpaksa melepaskan kotak harta demi mengutamakan menolong Guriang.

Setelah menolong Guriang, Barda pergi untuk membebaskan Juriah dan ayahnya yg tertangkap oleh KS, yg telah mendapat kiriman bantuan pasukan baru. Sedangkan Guriang diam2 mempergunakan kesempatan itu utk terjun dan menyelam ke dasar sungai mencari peti harta yg hilang. Begitu ditemukan, ia menguras isi peti itu dan menyembunyikannya di suatu tempat. Lalu digantinya isi peti itu dgn batu2 serta dilemparkannya kembali hingga tenggelam ke dasar sungai.

Dgn kelihaian dan kelicikannya, Guriang berhasil mengambil hati Juriah dan sebaliknya membuat Si Buta menjadi buronan berbagai pihak, karena dikira menyembunyikan harta karun yg diperebutkan. Guriang juga bersandiwara dgn ber-pura2 mengajak Juriah ber-sama2 menyelam ke dasar sungai utk mencari peti harta. Mereka berjumpa dgn MG yg sedang gusar karena menemukan peti harta yg isinya sdh diganti dgn batu. Akibatnya semua prasangka tertuju pada Barda.

Namun akhirnya kedok Guriang berhasil dilucuti oleh Barda, setelah ia kepergok akan kabur dgn menggondol uang emas hasil curiannya. Juriah yg kecewa karena merasa ditipu dan dikhianati, tega menghabisi nyawa Guriang dgn tangannya sendiri. Barda menyerahkan uang emas tsb kepada Pak Johar sbg dana utk melanjutkan perjuangan mereka. Namun agar sang ayah bisa leluasa membawa uang emas itu, di hadapan MG, Juriah bertindak se-olah2 belum mendapatkan harta itu. Bahkan ia ikut bergabung dgn gerombolan begal itu, yg masih sibuk meng-uber2 Si Buta. Barda pun sadar bhw ia telah dikambing hitamkan oleh gadis itu.

Baru saja tertidur kelelahan karena jadi buronan banyak pihak, Barda mengalami peristiwa yg lebih “sial” lagi. Istri petani yg mengira bhw Si Buta benar2 membawa kabur uang emas, memaksa suaminya merebut harta itu agar mereka tidak jadi petani miskin terus-menerus. Terjadi pertengkaran hebat antara suami istri itu karena sang suami ternyata adalah seorang mantan penjahat yg tengah ingin bertobat. Namun Dirga, anak remaja, putra sang petani yg tak tahan mendengar pertengkaran ortunya, nekad hendak “merebut” harta tsb dari tangan Barda. Maka diam2 ia mengambil tombak milik ayahnya dan menyerang Barda yg baru terlelap. Barda yg terkejut, secara refleks menghabisi penyerangnya. Betapa menyesalnya ia begitu menyadari telah tak sengaja membunuh putra petani penolongnya. Dgn penuh amarah si petani menantang Barda menyabung nyawa. Usaha Barda meredakan amarah sang petani gagal. Iapun terpaksa melayani tantangan si petani berduel, dan dgn berat hati mengeksekusi penolongnya itu. Tinggallah istri sang petani, sebatang kara menangisi mayat suami dan anaknya. SBDGH pun berlalu meninggalkan wanita itu dgn kata2 terakhir “Hai wanita. Keserakahanmu telah menciptakan prahara atas keluargamu sendiri di Bukit Tandus ini.”….*****

Spread the love

Karya

Serial

Penerbit

Genre

Kondisi

08 - Bagus

Kemasan

Softcover

Cetakan

C1 - Cetakan Pertama

ISBN

Tidak Ada

Ijin Terbit Tahun

2004

Jilid

1 Jilid Tamat

Info Lainnya

Tanggal Beli

27 May 2010

Harga Beli

Rp. 100.000

Tamat

Ya
Jumlah Buku
1

Isi Lengkap

Ya

Halaman

1

s/d

64

Jenis Kertas

HVS

Catatan

Dibelikan oleh adik saya waktu ada Pameran Komik di Braga Ciwalk, Bandung.

Gallery