SI BUTA DARI GUA HANTU EPISODE LEPAS 1:
Dikisahkan pd suatu hari SBDGH menjadi buronan pasukan Kumpeni. Ia dikejar hingga ke sebuah padang tandus, dan terpaksa sembunyi di satu2nya gubuk yg berada disitu. Gubuk tsb dihuni oleh seorang petani bersama istri dan seorang putranya. Untunglah keluarga petani tsb dgn sukarela menyembunyikan Barda dan tetap tutup mulut meskipun diancam oleh komandan Kumpeni bernama Kapiten Simon yg menjelaskan bhw Si Buta telah merampok peti uang emas milik pemerintah Hindia Belanda. Setelah pasukan marsose tsb berlalu, Barda diizinkan bermalam di gudang tua milik sang petani. Belum sempat istirahat, Barda diserang pula oleh kawanan begal dibawah pimpinan Mat Gudri. Yg mengherankan Barda, putri Pak Johar yg bernama Juriah, yg ia kenal sbg pejuang pembela tanah air, ikut dlm komplotan begal tsb. Untunglah Mat Gudri cs berhasil dipukul mundur shg Barda bisa beristirahat.
Dlm istirahatnya, Barda mengenang kembali peristiwa yg dialaminya shg ia menjadi buronan yg di-uber2 berbagai pihak yakni tentara Kumpeni dibawah pimpinan Kapiten Simon, pejuang tanah air dibawah pimpinan Pak Johar serta komplotan begal pimpinan Mat Gudri. Hal ini akibat dirinya disangka merampok dan membawa lari peti berisi uang emas yg sedang diangkut dgn pengawalan pasukan Kumpeni dibawah pimpinan Kapiten Simon. Rombongan tsb dihadang oleh kawanan pejoang pimpinan Pak Johar. Sialnya, Barda datang ke lokasi perampokan, selang sesaat setelah peristiwa itu terjadi, shg Kapiten Simon, sbg satu2nya orang yg selamat, mengira Barda sbg kepala begal yg telah merampok mereka. Kapiten Simon kabur untuk minta bala bantuan. Barda yg hampir ditembak oleh seorang marsose yg masih hidup meskipun terluka parah, ditolong oleh Juriah.
Selanjutnya kawanan Pak Johar dkk harus mempertahankan peti harta dari gerombolan Mat Gudri yg ingin menyerakahinya. Untunglah seorang pemuda bernama Guriang, yg kelihatannya menaruh hati kpd Juriah, datang menolong kawanan pejoang itu. Sampai suatu saat, Mat Gudri berhasil menyandera Juriah shg Pak Johar terpaksa menyerahkan kotak harta itu kpd Mat Gudri demi keselamatan putrinya. Tapi Guriang bersedia merebut kembali kotak itu dari tangan Mat Gudri atas permintaan Juriah. Sialnya, baru saja berhasil merebut kotak harta, Guriang terluka oleh serangan senjata Mat Gudri hingga pingsan. SBDGH turun tangan menolong Guriang sambil membawa kotak harta. Namun ia terdesak dan tercebur ke sungai yg berarus deras, shg terpaksa melepaskan kotak harta karena mengutamakan utk menolong Guriang.
Setelah menolong Guriang, Barda pergi untuk membebaskan Juriah dan ayahnya yg tertangkap oleh Kapiten Simon yg telah mendapat kiriman pasukan baru. Sementara diam2 Guriang mempergunakan kesempatan itu utk menyelam ke dasar sungai mencari peti harta yg hilang. Begitu ditemukan, ia menguras isi peti dan menyembunyikannya di suatu tempat. Lalu digantinya isi peti itu dgn batu2 serta dilemparkannya kembali tenggelam ke dasar sungai.
Dgn kelihaian dan kelicikannya, Guriang berhasil mengambil hati Juriah dan sebaliknya membuat Si Buta menjadi buronan berbagai pihak karena dikira membawa kabur dan menyembunyikan harta karun yg diperebutkan. Ia bersandiwara dgn ber-pura2 mengajak Juriah ber-sama2 menyelam ke dasar sungai dan berjumpa dgn Mat Gudri yg sedang marah2 karena menemukan peti harta yg isinya sdh diganti dgn bebatuan. Akibatnya semua prasangka tertuju pada Barda.
Namun akhirnya kedok Guriang berhasil dilucuti oleh Barda, setelah ia kepergok akan kabur dgn menggondol uang emas hasil curiannya. Juriah yg merasa ditipu dan dikhianati, menghabisi nyawa Guriang dgn tangannya sendiri. Barda pun menyerahkan uang emas kpd pasukan pejoang sbg dana utk melanjutkan perjuangan mereka. Namun agar sang ayah bisa leluasa membawa uang emas tsb, di hadapan Mat Gudri, Juriah ber-pura2 belum mendapatkan harta itu. Bahkan ia ikut bergabung dgn gerombolan begal yg masih sibuk meng-uber2 Si Buta itu. Bardapun sadar bhw ia tlh dikambing hitamkan oleh gadis itu.
Baru saja tertidur kelelahan karena jadi buronan banyak pihak, Barda mengalami peristiwa yg lebih “sial” lagi. Istri petani yg mengira bhw Si Buta benar2 membawa kabur uang emas, memaksa suaminya untuk merebut harta itu agar mereka tidak jadi petani miskin terus menerus. Terjadi pertengkaran hebat antara suami istri itu karena sang suami ternyata adalah seorang bekas penjahat yg sdh ingin bertobat. Namun Dirga, anak remaja, putra sang petani yg tak tahan mendengar pertengkaran ortunya, nekad hendak “merebut” harta tsb dari tangan Barda. Maka diam2 ia mengambil tombak milik ayahnya dan menyerang Barda yg baru terlelap. Si Buta yg terkejut secara refleks menghabisi penyerangnya. Betapa menyesal ia begitu menyadari telah membunuh putra petani penolongnya. Dgn penuh amarah si petani menantang Barda menyabung nyawa. Usaha Barda meredakan amarah sang petani gagal. Iapun terpaksa membunuh penolongnya itu. Tinggallah istri sang petani sebatang kara menangisi mayat suami dan anaknya. SBDGH pun berlalu meninggalkan wanita itu dgn kata2 terakhir “Hai wanita. Keserakahanmu telah menciptakan Prahara atas keluargamu sendiri di Bukit Tandus ini.”….