MAHABHARATA, GRAND DESAIN PARA DEWATA DLM MEMBASMI SANG ANGKARA MURKA (1) :
“Takdir dan Karma Sang Dewabrata.”
*Prabu Santanu dan Dewi Gangga
(Lahirnya Sang Dewabrata).
Dia konon sesungguhnya adalah 1 dari 8 “wasu” (dewa kecil) yg dihukum “dibuang” ke dunia sbg manusia oleh Sang Hyang Jagatnata karena melakukan pelanggaran hukum di kahyangan. Maka mereka minta tolong Dewi Gangga sbg sarana utk melahirkan mereka ke dunia. Namun agar bisa cepat kembali ke kahyangan, mereka mohon kpd sang dewi agar begitu dilahirkan langsung ditenggelamkan ke Sungai Gangga….
Agar dapat mengandung dan melahirkan ke 8 wasu tsb, Dewi Gangga pun menebar pesona kepada Prabu Santanu, keturunan Bharata, yg sedang berburu di hutan tepian Sungai Gangga shg sang Prabu jatuh cinta dan bersedia untuk menikahinya meskipun hrs dgn syarat bhw ia tak boleh ikut campur dengan apa yg dilakukan oleh sang dewi kpd anak2 mereka kelak.
Namun alangkah terkejutnya sang Prabu waktu melihat bhw setiap kali baru bersalin, sang istri langsung menenggelamkan bayi yg ia lahirkan ke dlm sungai. Sampai ketika sang Dewi akan menenggelamkan bayi yang ke 8, sang Prabu mencegahnya. Akibat ingkar janji, sang Dewi pun meninggalkan sang Prabu dan bayi ke 8 yg baru dilahirkannya itu dan ia sendiri kembali ke kahyangan. Sang Prabu pun merawat serta membesarkan anak itu dan diberinya nama Bisma Dewabrata….
*Prabu Santanu dan Dewi Setyawati
(Sumpah Sakti Sang Dewabrata)
Bisma sdh beranjak dewasa dan dipersiapkan menjadi putra mahkota Hastina. Hingga pada satu hari Prabu Santanu berburu di hutan dan (lagi2) jumpa gadis cantik lalu jatuh cinta. Dewi Setyawati, gadis itu, bersedia dinikahi oleh sang Prabu dgn syarat keturunannyalah kelak yg akan jadi Raja Hastina. Prabu jadi bingung, kacau pikirannya dan jatuh sakit.
Bisma yg tahu penyebab sakitnya sang ayah, langsung menjumpai Setyawati. Iapun berikrar di depan sang Dewi bhw ia rela menyerahkan takhta Hastinapura kpd putra sang Dewi kelak. Bhkn utk mencegah perebutan kekuasaan diantara keturunan2 mereka kelak di kemudian hari, Bisma juga bersumpah tdk akan menikah seumur hidup agar tak punya keturunan. Guntur menggelegar sbg tanda bhw para dewa mendengar dan menyaksikan sumpah tsb…
Dgn pengorbanan Bisma, maka Prabu Santanu pun dpt mempersunting Setyawati. Mereka dikaruniai 2 orang putra, yakni Citragada dan Wicitrawirya. Setelah Baginda wafat, Citragada naik takhta. Namun kegemarannya berperang menyebabkan ia gugur dlm usia muda tanpa sempat menikah dan mendapatkan keturunan. Adiknya Wicitrawirya naik takhta mengantikan posisi sang kakak….
*Kutukan Dewi Amba
(Karma Sang Dewabrata)
Ibu Suri Setyawati mulai was2 kalau2 putra bungsunya bernasib spt sang kakak. Maka ia minta tolong kpd Bisma utk mencarikan jodoh bagi Wicitrawirya agar cepat dapat keturunan. Kebetulan di Negeri Kasi, sang Raja tengah mengadakan sayembara utk mencarikan jodoh bagi Putri2nya. Krn ter-buru2, Bisma bertindak ceroboh dgn membawa kabur ke 3 putri raja: Dewi Amba, Ambika dan Ambalika, padahal putri yg sulung yakni Dewi Amba sdh punya tunangan shg tdk ikut disayembarakan…
Begitu sadar akan kekeliruannya, Bisma pun mengembalikan Amba ke negerinya. Namun sang tunangan menolak menerima Amba utk kembali. Akibatnya Amba minta pertanggung jawaban Bisma utk mengawininya. Tapi Bisma yg terikat pd sumpah “celibath”nya menolak permintaan Amba tsb. Amba yg merasa dibuat “kapiran” hidupnya oleh Bisma, bertapa brata meminta kpd dewata agar kelak dpt membalas dendam. Iapun meninggal dan “roh”nya menitis kepada Srikandi yang di kemudian hari akan membunuh Bisma dlm Perang Bharatayudha. Dan sang Dewabrata pun hrs menerima karma akibat perbuatannya yg tlh menyakiti hati Dewi Amba yg sesungguhnya amat mencintainya….
(Bersambung ke Bagian-2 : “Karma Dewi Setyawati”).