SI BUTA DARI GUA HANTU EPISODE LEPAS 2:

SI BUTA KONTRA SI BUTA
Si Buta in Full Colors (1978)

Ini adalah komik Ganes TH pertama yg disajikan dalam format full colors, sekaligus juga satu2nya komik Si Buta versi Ganes yg dibuat dlm tata warna indah penuh sebanyak 32 halaman.

Tampak nyata kepiawaian sang maestro dlm mengolah warna, sbg hasil jerih payah beliau dlm menimba ilmu sbg murid pelukis Istana Lee Man Fong. Ditambah beliau pernah juga berpengalaman menjadi desainer textil di Tokyo, Jepang. Kombinasi dari pengalaman2 tsb, terlebih lagi bila kita menengok secara kilas balik saat bgmana Ganes remaja pernah dgn sukarela menjadi pembuat ilustrasi spanduk2 tukang bubur, cukup hanya dengan imbalan semangkuk bubur. Keikhlasan beliau membantu masyarakat kecil tsb berbuah manis dlm wujud ketrampilan beliau mengolah warna secara indah dan serasi dlm komik2 full colors beliau.

Kisah Si Buta kontra si Buta sendiri hanya merupakan sebuah fragmen Petualangan sang pendekar tunanetra dgn jalinan cerita yg amat sederhana. Ttg murid Si Mata Malaikat yg bermaksud membalas kematian gurunya. Ia menyamar sbg Si Buta palsu (Ganes menyebutnya dgn istilah “tetiron”), lengkap dgn semua atributnya, mulai dari wajah (tdk perlu dibahas bgmana wajahnya bisa amat mirip dgn Si Buta, apakah lewat operasi plastik, ilmu mistik atau memakai topeng, karena Ganes tdk pernah membahasnya), kostum kulit ular, bahkan seekor monyet yg menggemblok di pundaknya. Lalu sang Buta tetiron menyebar angkara murka di kalangan masyarakat desa. Akibatnya pd saat Si Buta asli datang ke desa itu, iapun di-kejar2 oleh warga desa yg marah, laksana hewan buruan. Bahkan ia nyaris tewas diracun ketika minta sesuap nasi dari mereka. Wktu Barda kabur menghindar dan beristirahat di sebuah bukit utk menyembuhkan dirinya yg keracunan, kesempatan digunakan oleh si Buta palsu untuk kembali mengumbar kejahatan.

Puncaknya waktu Si Buta palsu kembali menyebar maut dan kabur sambil menculik seorang gadis bunga desa lalu membawanya ke gubuk tempat tinggalnya. Kebetulan Barda yang lagi2 harus kabur dibawah kejaran dan amukan warga desa, menemukan gubuk tsb. Bertemulah kedua “pendekar kembar” itu. Mereka bertarung untuk membuktikan yg mana yg asli. Akhirnya si Buta tetiron berhasil dikalahkan. Namun Barda tidak membunuhnya, melainkan memanfaatkannya sbg sukarelawan untuk mendaki bukit dan menyingkirkan batu besar yg jatuh dari gunung shg menyumbat aliran air sungai ke desa tsb. Upaya si Buta tetiron berhasil. Masyarakat desapun bersorak gembira menyambut sungai yg kembali dialiri air setelah sekian lama kering kerontang menimbulkan musim kering berkepanjangan.

Munculnya 2 sosok SBDGH yg persis sama, membuat kisah tsb ketika diangkat ke layar sinetron (1993) dirubah judulnya menjadi SI BUTA KEMBAR yg dua2nya sama2 diperankan oleh almarhum Hadi Leo..