“SIE DJIN KOEI TJENG TANG (Sie Djin Koei Menyerbu ke Timur)” :
Komik Sie Djin Koei pertama kali dimuat secara bersambung di Majalah mingguan Star Weekly dan kemudian thn 1960 diterbitkan dalam bentuk buku oleh penerbit Keng Po, sebagai buah karya dari komikus Siauw Tik Kwie/Otto Suastika (1913 – 1988) yang diangkat dari cerita silat klasik asal Tiongkok saduran OKT (Oey Kim Tiang). Komik silat setebal 700 halaman itu, diselesaikan oleh STK selama 7 tahun (Agustus 1954 – Februari 1961). Selama itu pula kepopulerannya di jagat perkomikan Indonesia mencapai puncaknya.
*Sinopsis :
Di zaman kekuasaan Dinasti Tang di Tiongkok (618 – 907M), terdapat kerajaan Tay Tong yang dipimpin Raja Tong Thay Tjong. Pada suatu hari Raja mengumpulkan para menterinya di istana krn melihat awan merah dan hitam dari arah Timur serta mlmnya mengalami mimpi buruk yang meresahkan.
Dalam mimpi, raja sedang menunggangi kudanya sendirian tiba-tiba seorang prajurit asing berbaju merah dan berwajah hijau mengejarnya. Raja pun berlari minta pertolongan. Ketika sedang terdesak, muncul seorang pendekar berbaju putih
Penasihat raja bernama Tjie Bouw Kong mencoba mengartikan mimpi itu bahwa akan ada tantangan perang dari negeri di wilayah Timur. Hanya pendekar baju putih sanggup melawannya. Bouw Kong mengetahui nama pendekar itu adalah Sie Djin Koei. Bagindapun memerintahkan kepala barisan pelopor Thio Soe Koei utk mencari Sie Djin Koei.
Seakan sdh digariskan oleh dewata, belasan tahun sebelum kejadian itu, lahirlah seorang anak dari satu keluarga kaya, yg diberi nama Sie Djin Koei. Sejak kecil, Djin Koei tidak bisa bicara. Pada usia yang ke-15, ia bermimpi diterkam harimau putih. Djin Koei bangun berteriak, dan sejak itu iapun jadi bisa bicara. Orangtuanya amat senang. Tapi malang, selang tak lama kedua orangtuanya meninggal dunia.
Setelah menikah, Djin Koei hidup sebagai pemburu burung. Ketika sedang berburu, ia bertemu teman lamanya, Tjioe Tjeng yg mengajaknya mendaftar sebagai tentara.
Thio Soe Koei yg mengetahui seseorang bernama Sie Djin Koei mendaftar menjadi prajurit, gusar dan menolak Sie Djin Koei dengan dalih yg meng-ada2. Sebenarnya Soe Koei tahu bahwa Djin Koei adalah prajurit yang dimimpikan raja sebagai penyelamat negara. Tapi ia berambisi mempromosikan 4 putra dan 1 menantunya sendiri sbg jendral perang.
Dalam perjalanan pulang setlh ditolak jadi prajurit, Djin Koei dikejutkan seorang penunggang kuda yang sedang dikejar harimau. Dengan sigap, Djin Koei menolong dan melawan harimau dengan tangan kosong. Ternyata, orang itu adalah Thia Kau Kim, seorang adipati yang sedang mengantar ransum ke kota raja. Melihat kegagahan Djin Koei, Kau Kim memberikan surat rekomendasi kpd Djin Koei untuk masuk serdadu. Oleh karena membawa surat rekomendasi, Soe Koei tidak ada alasan lagi menolak Djin Koei.
Raja melepas pasukan Tay Tong. Thio Soe Koei dipercaya jadi komandan barisan. Namun perjalanan tidak mudah. Mereka dihadang segerombolan perampok di Tian Kay San. Anak2 dan menantu Soe Koei tidak bisa melawan perampok itu hingga kemudian muncul Sie Djin Koei yang mengajukan diri untuk maju melawan gerombolan perampok itu.
Untuk menuju Timur mereka harus menyeberangi lautan menggunakan kapal. Baru beberapa hari di laut, angin taufan menyerang kapal mereka. Djin Koei tidak hilang akal. Dia pun mengusulkan membuat sebuah kota terapung di atas kapal sehingga raja menjadi lebih tenang seolah-olah tidak sedang berlayar. Beberapa bulan kemudian, sampailah mereka di perbatasan pantai Timur. Namun kota di perbatasan Timur dapat ditaklukkan dengan mudah oleh Sie Djin Koei. Sayangnya, jasa-jasa Sie Djin Koei tidak dicatat seperti yang seharusnya karena Thio Soe Koei mengatas-namakan jasa Sie Djin Koei sebagai jasa anak dan menantunya.
Pasukan Tay Tong pun banyak berperang melawan pasukan Koo Lee Kok, dan berhasil merebut beberapa kota dari negara Timur. Djin Koei telah berulang kali bertarung dengan Khay Souw Boen bhkn bbrp kali hampir kalah. Sampai akhirnya Khay Souw Boen berhasil dibunuh oleh Djin Koei, membuat pasukan Koo Lee Kok menyerah. Pasukan Tay Tong pulang dgn membawa kemenangan. Raja pun menyadari bhw selama ini Djin Koei lah yg dgn gagah perkasa memimpin perlawanan terhadap tentara negeri Timur. Maka raja pun bahagia bisa bertemu dgn pendekar yang telah lama dimimpikannya itu. Setelah berbincang, barulah Raja mengetahui bahwa selama ini Thio Soe Koei telah memperdayai Raja dan Djin Koei dengan tidak mencatat jasa-jasanya.
Sementara itu, Thio Soe Koei yang mendengar kabar pertemuan Sie Djin Koei dan Raja Lie Sie Bin merasa kalut karena sadar bahwa kedoknya telah terlucuti. Ia pun mengerahkan pasukannya ke negara Tay Tong untuk melakukan pemberontakan dengan menggulingkan raja. Tetapi Sie Djin Koei tidak membiarkan hal ini terjadi. Pasukan Soe Koei berhasil dikalahkan, sedangkan Soe Koei sendiri berusaha melarikan diri. Djin Koei mengejar Soe Koei dan menangkapnya. Soe Koei dan anak2nya dijatuhi hukuman mati. Sedangkan Sie Djin Koei diangkat menjadi Raja muda di wilayah Korea dan keluarganya pun dijamu di istana.