Rating 0 / 5. Total vote: 0

Belum ada vote, silahkan anda yang pertama!

Diupload oleh Alex Wienarto
Diperbaharui tanggal

WORI PENDEKAR BUMERANG

Serial JAKA SEMBUNG episode XII :

“WORI PENDEKAR BUMERANG”
Karya : Djair Warni.
Penerbit: Rosita, Jakarta.
Tahun terbit : 1973
Tebal : 620 halaman (10 jilid)

Saya membaca ulang episode ini setlh hampir setengah abad yg lalu terakhir membacanya. Judul ini merupakan dwilogi yg berkaitan erat baik kisah maupun tokoh2nya dgn episode terdahulu (“Iblis Pulau Aru”). Masih ada keterlibatan tokoh2 spt : WanDa’i, Pampani serta pendekar2 Tanah Jawa yakni : Si Gila dari Muara Bondet, Kaki Tunggal, Umang dan Mirah. Namun fokus ceritanya kali ini seputar tokoh Wori, Pendekar bersenjata bumerang yg merupakan mantan pengawal WanDa’i. Ia disihir sedemikian rupa oleh Womere, dukun ilmu sihir yg berjuluk si “Raja Sihir dari Kolepom”, sehingga menjadi mesin pembunuh (mirip the Terminator dlm film yg diperankan oleh Arnold Schwarzenegger) yang nyaris membabat habis kerabat tuannya yg baru, yakni : Pampani, serta Nomina dan putra hasil pernikahannya dgn Karta. Belum lagi akibat pengaruh sihir iblis tsb, para pendekar juga kehilangan akal sehatnya sehingga mudah diadu domba dan saling bertempur satu sama lain. Hanya Si Kaki Tunggal yang masih bisa berpikir jernih dan menyadari bahwa ada kuasa iblis yg memengaruhi kawan2nya, namun ia sendiri tak sanggup melawan kuasa gelap tsb. Untunglah akhirnya secara tak di-sangka2 muncul “Nu Boga Lalakon” (Sang Peran Utama) yang dgn kekuatan do’a dan ilmu2 andalan yg dimilikinya yakni “Wahyu Taqwa” dan “Hening Cipta” berhasil menangkal semua kuasa iblis itu shg semua kekacauan di istana Aru berhasil diatasi…..

Kisah semakin menarik karena bumbu2 sex dan petualangan di dlmnya. Misalnya saja goa harta karun yang dipenuhi jebakan2 berbahaya (harta karunnya disini berupa butiran2 mutiara yang dikumpulkan oleh Iblis Pulau Aru dari hasil menarik upeti dari para penduduk yg mata pencahariannya sbg penyelam mutiara) dan serangga2 berbisa yang nyaris membunuh Wori ketika dia menyusup ke tempat Iblis Pulau Aru menyimpan hasil jarahannya. Ini mengingatkan kita pd film “Raiders of the Lost Ark” pdhl komik ini terbit (1973) sebelum episode perdana film Indiana Jones tsb diproduksi (1981). Fantasi Djair juga semakin “liar” misalnya dgn membuat Wori berubah menjadi sosok raksasa berkat sihir dari Womere. Unsur sex ditampilkan lewat Karta yang akibat pengaruh sihir, mendadak menjadi seorang “Casanova”, yang setelah menghamili Nomina, masih coba2 pula merayu Mirah yang kebetulan sedang merindukan seorang anak juga dan blm kunjung ia dptkan dari hasil hubungannya dgn Umang…..

Usaha Djair utk membuat komiknya “mendekati kenyataan” juga patut diapresiasi. Pd masa itu dimana blm ada Google yang memudahkan kita mencari letak geografis suatu tempat, maka penyebutan nama2 pulau di kepulauan Aru spt Trangan, Wokam, Tanimbar dst sbg setting lokasi latar belakang peristiwa, patut diacungi jempol. Bhkn saya jadi tahu bhw Kolepom adalah nama sebuah pulau kecil dekat Papua di laut Aru yg skrg dirubah namanya menjadi Pulau Yos Sudarso (sebagai penghormatan thdp salah satu pahlawan nasional yg gugur di Laut Aru dlm perebutan Irian Barat).

Dari aspek cerita, Djair juga kerap terinspirasi oleh Maestro Ganes TH. Dlm “Wori”, hal ini terlihat dari kisah pertemuan Karta dengan 2 orang ilmuwan kulit putih, seorang profesor dan asistennya, yg datang ke pulau Aru utk menangkap si “manusia kera” (jelmaan WanDa’i) guna dijadikan objek penelitian. Sesi perseteruan Karta dengan sang ilmuwan muda yg melibatkan duel menggunakan pistol mau tak mau mengingatkan kita pd petualangan Barda dlm kisah “Manusia Serigala dari Gunung Tambora”……

Sinopsis:

Istana Aru tak bisa ber-lama2 merayakan upacara penobatan Pampani sbg kepala suku yg baru karena kerusakan yg timbul akibat pertempuran hebat melawan laskar WanDa’i dlm perebutan tahta bbrp waktu yg lalu hrs segera diperbaiki. Utk itu mereka perlu biaya tak sedikit. Pampani cs merencanakan mencari dana dgn menjual mutiara yg konon banyak disembunyikan oleh Iblis Pulau Aru di sebuah gua yg terletak di dasar laut. Oleh karenanya, Wori yg skrg mengabdi kpd Pampani sbg majikan yg baru, ditugaskan utk mencari gudang mutiara tsb. Tak mudah menemukan bekas “istana Iblis Pulau Aru” itu karena iblis tsb banyak membuat jebakan2 berbahaya di sekelilingnya. Celakanya, setelah berhasil menemukan gudang penyimpanan mutiara itu, Wori malah masuk perangkap musuh. Ia ditangkap dan dihadapkan kpd seorang berkostum Iblis P. Aru, yg didampingi seseorang berjulukan “Raja Sihir dari Kolepom”.

Aura sihir mengacaukan istana Aru. Suatu malam yg dingin, tiba2 Mirah meninggalkan Umang, suaminya utk menemui Karta yg tengah bersemedi di pantai, lalu merayunya agar ia mau “memberinya” seorang anak juga spt kpd Nomina. Umang yg terbangun dari tidurnya menjadi marah dan menganggap Karta tlh berkhianat dgn coba merayu Mirah shg terjadi pertarungan diantara keduanya. Untunglah Kaki Tunggal dan Pampani datang melerai. Tiba2 muncul Wori yg tanpa sebab jelas menyerang mereka. Bahkan lebih mengejutkan lagi, dtg “Iblis P. Aru” dgn topeng hiunya yg khas memberi perintah kpd Wori yg mengikuti spt kerbau dicocok hidung….

Pampani dkk semakin bingung melihat Maleang Pangaru si Iblis P. Aru, Dukun Naomi maupun Manusia Kera jelmaan WanDa’i tiba2 muncul kembali seakan bangkit dari kubur mereka, hanya bedanya kali ini mereka didampingi oleh seorang dukun sakti suku Papua bernama Womere. Mereka kembali membuat onar di istana Aru. Nomina dan putranya diculik. Karta mengejar anak istrinya yg dibawa kabur oleh si Manusia Kera, tapi dihadang oleh Wori. Dlm pertarungan melawan Wori tsb, Karta jatuh ke laut dan terdampar di sebuah hutan, dimana ia berjumpa dgn seorang profesor bgs Belanda bernama Prof. Van Leinen dan asistennya Simon yg hendak menangkap Manusia Kera hidup atau mati utk dijadikan objek penelitian. Menurut sang profesor, Manusia Kera itu hanya bisa dibunuh dgn peluru emas. Karta pun sepakat membantu karena iapun berkepentingan utk membebaskan anak istrinya yg diculik oleh mahluk tsb……

Tapi apakah benar Iblis P. Aru dkk hidup kembali? Ternyata tidak demikian. Maleang Pangaru dan Naomi istrinya benar2 sdh tewas. Hanya WanDa’i yg terluka parah namun tdk tewas karena ia hanya bisa dibunuh dgn senjata yg terbuat dari emas murni, spt kata sang profesor. Dlm keadaan luka parah ia menemui Womere di Kolepom utk minta bantuan. Raja Sihir itu merupakan guru dukun Naomi, ibunya. Dgn kesaktiannya yg luar biasa Womere dpt membuat Maleang Pangaru dan Naomi palsu dari boneka ciptaannya. Sedangkan Iblis P. Aru yg seakan muncul lagi sesungguhnya adalah WanDa’i yg menggunakan kostum dan topeng hiu peninggalan ayahnya……

Selanjutnya WanDa’i melakukan transaksi dgn pihak Kumpeni utk membeli puluhan drum mesiu guna menyerang istana Aru, barter dgn mutiara2 warisan ayahnya. Tapi dasar serakah, setelah bertransaksi dan mendptkan mesiu yg diinginkan ia malah menyuruh Wori membantai para Kumpeni itu. Baru kemudian disadarinya bhw bubuk mesiu tsb masih perlu proses lbh lanjut seblm dpt dipergunakan. Maka ia memerintahkan kpd Wori utk menculik dan menawan kedua ilmuwan Belanda yg tengah mencari dirinya. Dibawah ancaman, prof. Van Leinen dibantu asistennya Simon dipaksa utk memroses mesiu tsb agar siap dipergunakan….

Setelah semua rencananya dirasa berjln dgn baik, WanDa’i pun mengirimkan surat ancaman ke pihak Pampani, bhw bila ia tak mau menyerah, maka sandera berupa Nomina, adik Pampani, dan putranya akan dibunuh. Serta istana Aru pun akan diledakkan. Ketika Pampani dan para pendekar merasa terjepit dlm posisi “skakmat” (kalo dlm istilah catur), secara tak diduga muncul Jaka Sembung yg tengah dlm pelayaran dari Papua bersama Awom dan kebetulan melewati perairan Aru. Ia dpt merasakan aura negatif kuasa sihir di sekitar situ. Maka iapun memutuskan singgah disitu. Dgn kekuatan batin dan ilmu Islam nya yg tinggi, Parmin berhasil membuat Si Raja Sihir dari Kolepom kehilangan kekuatan ilmu hitam andalannya. Karta pun memberikan kalung emas milik istrinya utk dilebur oleh Awom guna dijadikan mata panah. Dgn panah emas itu Manusia Kera jelmaan WanDa’i berhasil dibunuh. Begitu pula Womere yg sejak kedatangan Jaka Sembung kehilangan seluruh kesaktiannya. Ia tewas ditangan Parmin. Rencana kudetapun dpt digagalkan.

Akhir kisah mudah ditebak. Pampani berhasil mempertahankan singgasananya. Para pendekar Jawa melanjutkan perjalanan mereka. Awom dan Wori ikut dlm rombongan tsb karena tlh berikrar berjuang bersama Jaka Sembung utk mengusir para penjajah dari bumi Nusantara. Terjadi perpisahan yg mengharukan antara Karta dgn Nomina dan putranya….. *****

Judul berikutnya: SINGA HALMAHERA.

Spread the love

Karya

Serial

Penerbit

Genre

Kondisi

05 - Sedang

Kemasan

Hardcover

Cetakan

Bundel

ISBN

Tidak Ada

Ijin Terbit Tahun

1973

Bundel

Info Lainnya

Tanggal Beli

26 December 1987

Harga Beli

Rp. 0

Tamat

Ya
Jumlah Buku
10

Isi Lengkap

Ya

Halaman

1

s/d

640

Jenis Kertas

HVS

Catatan

Beli di kios buku belakang Taman Sriwedari di Solo waktu liburan honeymoon ke rumah istri di Solo. Kios nya kebetulan dekat dgn rumah ortu istri di Jl. Bhayangkara.

Gallery