Rating 0 / 5. Total vote: 0

Belum ada vote, silahkan anda yang pertama!

Diupload oleh Alex Wienarto
Diperbaharui tanggal

Asmara Darah

ASMARA DARAH
Dimuat Bersambung di Majalah RIA FILM edisi tahun 1982.
Tebal 96 halaman

Asmara Darah luput dari perhatian penggemar komik Indonesia, termasuk para fans Si Buta dari Gua Hantu seiring dengan meredupnya dunia perkomikan lokal Indonesia akibat serbuan Manga Jepang dan komik2 Eropa spt Tintin, Trigan, Storm, DC Comic serta Marvel. Saya sendiri menjumpainya secara kebetulan waktu iseng2 nongkrong di kios2 buku bekas di Alun-alun Bandung. Beruntung saya bisa melengkapi sisipan cergam di majalah Ria Film tsb setelah seminggu penuh mengais-ngais diantara tumpukan majalah bekas di beberapa kios di emperan seputar Alun2 tsb.

Tahun 2010 klipping tsb saya fotocopy dan saya kirimkan ke Pak Andy Wijaya. Beliau berminat untuk menerbitkannya dlm bentuk buku. Untuk itu beliau meminjam klipping aslinya dari saya untuk dijadikan master. Maka terbitlah komik ASMARA DARAH dlm bentuk buku dan covernya dibuat oleh Mas Isa Horreg.

Synopsis :

Barda Mandrawata tiba di desa Cimanggar dan menjumpai sesosok mayat perempuan tua dlm karung dibuang dari atas bukit. Barda gagal mencoba mengorek informasi dari orang2 yg membuang mayat tsb karena mereka lebih rela mati daripada buka mulut. Jelas dalang dibalik pembunuhan tsb bukan orang sembarangan. Berbekal sebuah tusuk konde yg ia dapatkan dlm genggaman mayat perempuan tua tsb, Si Buta memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh.

Tak disangka selanjutnya dgn modal tusuk konde tsb Si Buta dari Gua Hantu berhasil membongkar sebuah konspirasi besar antara pimpinan Kumpeni bernama Mayor de Yong, seorang gadis peranakan blasteran Indo Belanda bernama Nuri alias Maryance van Oost yg sengaja disusupkan diantara para pejuang rakyat dan dgn modal kecantikannya memecah belah para pejuang tsb, serta sesosok tokoh misterius dibalik topeng yang menamakan dirinya si Topeng Setan. Ketiganya bersekongkol merencanakan untuk membunuh Rasyid, putra Bi Karpiah, sosok mayat wanita tua dalam karung, karena Rasyid sbg pimpinan pejuang rakyat melawan penjajah Belanda tentunya akan menjadi duri dalam daging bagi pasukan Kumpeni yang hendak menancapkan kekuasaan mereka di tanah Banten.

Liciknya, Kumpeni dgn melalui Nuri yg terus berusaha merayu Barda sampai ke atas tempat tidur, hendak meminjam tangan pendekar tunanetra tsb untuk menghabisi Rasyid dgn cara mengadu domba kedua jawara tanah Banten itu. Untunglah Wanara si monyet cerdik rekan seperjalanan Barda menolong sahabatnya dgn menepis gelas minuman berisi obat pelupa yang disajikan oleh Nuri bagi pendekar tsb hingga isinya tumpah. Gagal dgn cara halus, Nuri mencoba dgn cara lain yakni membiarkan Barda dimangsa buaya dgn mengirimkannya ke danau yg dipenuhi buaya2 ganas diantar oleh Kadir, pembantu rumah tangga Nuri yg tampak lugu dan bloon.

Akhirnya Rasyid menyadari kekeliruannya. Ia sadar bhw Nuri yg merupakan saudara seperguruannya itu sesungguhnya antek Kumpeni yg disusupkan oleh Mayor de Yong untuk membunuhnya. Bahkan Bi Karpiah, ibu Rasyid tewas dibunuh oleh gadis itu, karena berhasil menguping rencana busuk tsb. Kadir yang kelihatan sbg sosok lugu dan bloon pun ternyata tak lain daripada si Topeng Setan yg dgn setia senantiasa siap mengeksekusi semua rencana jahat sang gadis, karena diam2 si bloon tsb menaruh hati kepada Nuri. Setelah sadar jadi korban politik “devide et Impera” pihak lawan, maka Barda Mandrawata dan Rasyid beserta anakbuahnya bersatu padu untuk melakukan perlawanan thdp pasukan Kumpeni agar tanah Banten luput dari cengkeraman penjajah.

Tahun 1989, Asmara Darah sempat digambar ulang oleh Ganes TH dgn perubahan nama pada tokoh-tokohnya, dan diterbitkan dalam bentuk buku komik dgn judul baru MAWAR BERBISA….

Karya

Serial

Penerbit

Genre

Kondisi

08 - Bagus

Kemasan

Softcover

Cetakan

C1 - Cetakan Pertama

ISBN

Tidak Ada

Ijin Terbit Tahun

1983

Jilid

1 Jilid Tamat