Rating 0 / 5. Total vote: 0

Belum ada vote, silahkan anda yang pertama!

Diupload oleh Alex Wienarto
Diperbaharui tanggal

IBLIS PULAU RAKATA

Ganes TH melanjutkan kisah petualangan Si Buta dari Gua Hantu dgn agak ter-tatih2. Berbeda dgn judulnya yg kelihatan seram, isi cerita ternyata tdk sedahsyat kisah2 SBDGH sebelumnya. Begitu juga dgn ilustrasinya. Agaknya redupnya kejayaan komik Indonesia di tahun2 tsb ikut memengaruhi semangat Sang Maestro dlm berkarya. Namun demikian, khususnya bagi saya sbg penggemar “die hard” SBDGH, kisah petualangan Sang Pendekar Tunanetra ini tetap terlalu sayang utk dilewatkan.

Pak Ganes TH memilih mendaur ulang cerita lama yg pernah dibuatnya di tahun 1965, sebelum beliau sukses dgn SBDGH, yakni sebuah komik roman setebal 32 halaman berjudul “Mutiara dari Tanusa”. Kisahnya ttg 3 orang penjahat yg bertobat dan rela berkorban nyawa guna menyelamatkan serombongan anak2 yatim piatu dari bencana letusan gunung berapi. Hanya setting tempat dan waktunya dirubah dan disesuaikan dengan era kehidupan sang pendekar dan dikaitkan dgn letusan Gunung Krakatau di tahun 1883.

Sinopsis :

PULAU RAKATA adalah salah satu pulau yg terletak di gugusan pulau2 di Selat Sunda dimana terdapat Gunung Krakatau yang pd masa itu (1883) tengah menunjukkan aktivitasnya menjelang letusan dahsyatnya yg amat legendaris di bulan Agustus 1883. Secara geografis letaknya dekat dgn Pasisir Pantai Anyer di Banten Kulon dimana peristiwa ini bermula. Fenomena alam yg terjadi jelang erupsi Krakatau seperti gempa, gelombang besar, dan muntahan lahar dari puncak gunung, dimanfaatkan oleh seorang tokoh masyarakat di wilayah tsb yakni Rd. Tirta, utk me-nakut2i warga guna menutupi aibnya sendiri yg diam2 telah menghamili putri tirinya yg bernama Maryam.

Ia menyebarkan “hoax” bhw semua musibah dan bencana yg terjadi di desa itu adalah akibat ulah Maryam yg berselingkuh dgn seorang pelaut bernama Gendo. Ia juga mengatakan bhw hilangnya bbrp anak2 di desa itupun adalah akibat diculik oleh Iblis Pulau Rakata yg merajalela karena desa itu sdh dikuasai roh2 jahat.

Kemudian Rd. Tirta menyeret Maryam ke pantai utk dipertemukan dgn Gendo guna dimintai pertanggungjawaban atas “ulah bejatnya”. Namun kapal Gendo tlh berlayar dengan membawa serta 3 penjahat kelas kakap tawanan pemerintah Hindia Belanda, yang akan dibuang ke Sawahlunto. Tanpa belas kasihan Rd. Tirta menghanyutkan Maryam dgn sebuah sampan dgn dalih utk menyusul Gendo, pdhl tentu saja sesungguhnya ia ingin agar Maryam tewas ditelan ombak shg rahasia kebejatannya ikut terkubur.

Barda yg kebetulan berada disitu segera bertindak mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya shg dpt melesat di atas air mengejar Maryam guna menyelamatkan gadis itu. Kemudian dgn menggendong Maryam, ia mengejar kapal yg dikemudikan Gendo. Namun bukan main kagetnya Barda begitu tahu bhw Gendo adlh seorang pria tua renta yg mustahil melakukan perkosaan thdp Maryam. Menyadari bahaya yg mengancam jiwa Maryam bila kembali ke pantai Anyer, serta cuaca yg semakin buruk dan membahayakan, Barda memutuskan membawa Maryam ikut berlayar.

Benarlah. Sesaat kemudian tsunami hebat melanda kapal tsb shg membuat opas Kumpeni yg mengawal ke 3 tahanan terlempar ke laut. Untung ia berhasil diselamatkan oleh Barda meskipun hrs kehilangan satu kakinya akibat diterkam hiu. Mulailah terjalin persahabatan diantara orang2 yg bermusuhan di kapal itu. Apalagi ketika mereka diserang oleh gerombolan perompak laut Si Korda yg terkenal ganas. Barda meyakini bhw hanya orang berpengaruh spt Rd. Tirta lah yg dpt memerintahkan Si Korda. 3 tawanan pun dgn kompak membantu Barda. Mereka bahu membahu melindungi gadis malang itu. Si Korda mengajak anakbuahnya mundur teratur.

Akibat hempasan tsunami, kapal kandas di dekat Pulau Rakata. Bbrp awak kapal yg ditugaskan mencari air tawar tak kunjung kembali ke kapal. Maka Barda cs menyusul ke daratan utk mencari. Mereka masuk ke bagian dlm pulau dan menjumpai sebuah “Taman Firdaus” yg dipenuhi anak2 dibawah asuhan seorang biarawan Katolik berkebangsaan Portugis bernama Pastor Gonzales. Yusak, salah satu narapidana terlibat kisah asmara dgn Hanna, gadis tunanetra yg bertugas merawat anak2 yatim piatu. Mereka hidup tentram dan damai disana.

Namun ketentraman tak berlangsung lama, karena “Iblis Pulau Rakata” mulai menampakkan amarah nya. Rombongan menuju pantai dimana kapal milik Pastor Gonzales berada. Perjalanan tidak mudah karena mereka seolah berkejaran dgn banjir lahar dari puncak Krakatau.

Satu per satu dari ke 3 narapidana berkorban nyawa utk menyelamatkan anak2 yang tak berdosa itu. Termasuk Pastor Gonzales yg menyediakan dirinya sbg ganti penyangga jembatan yg putus agar anak2 asuhnya dpt lewat dgn selamat. Hanya Yusak dan Hanna akhirnya selamat memandu anak2 itu sampai ke kapal yang masih tertahan di batu karang.

Sementara itu Barda dan Maryam dihalangi oleh Rd. Tirta. Demi melindungi janin dlm rahimnya, Maryam nekad menghabisi ayah tirinya yg tlh menodai bhkn terus berusaha membunuh dirinya dgn segala cara itu. Selanjutnya Barda cepat menggendong Maryam menuju kapal. Begitu semua selamat tiba di kapal, maka kapal itupun berlayar membawa anak2 tsb menuju dunia baru yg penuh damai dan masa depan yg cerah.

Karya

Serial

Penerbit

Genre

Kondisi

08 - Bagus

Kemasan

Softcover

Cetakan

C1 - Cetakan Pertama

ISBN

Tidak Ada

Ijin Terbit Tahun

1988

Jilid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, and 15