Rating 0 / 5. Total vote: 0

Belum ada vote, silahkan anda yang pertama!

Diupload oleh Alex Wienarto
Diperbaharui tanggal

Misteri Airmata Duyung

SI BUTA DARI GUA HANTU EPISODE 12:

Tema kisah mirip dgn Manusia Serigala dari Gunung Tambora. Hanya kali ini ttg seorang gadis kecil yg mengalami musibah karena kapal yg ditumpanginya bersama kedua orang tuanya karam diterpa badai. Ia ditolong dan dibesarkan oleh sekawanan lumba2 di lautan. Dlm bbrp adega Ganes TH mencoba bernostalgia dgn membuat adegan2 yg mirip dgn kisah Manusia Serigala. Misalnya kehadiran Barda pd awal cerita di tengah kerumunan warga desa yg sdg heboh memperbincangkan kemunculan seorang/”seekor” putri duyung di lepas pantai Karanglembu. Juga adegan sang “putri duyung” yg berenang sambil berlompatan di permukaan laut diantara kawanan lumba2. Sayang sekali adegan2 nostalgia tsb tersaji tak sebagus adegan dlm Manusia Serigala baik kualitas goresan maupun narasinya.

Isu lingkungan masih jadi tema kisah. Hanya kali ini ttg kehidupan laut yg tenang dan asri yg tiba2 jadi kacau balau akibat hadirnya manusia2 serakah yg ingin menguasai sang putri duyung dgn tujuan masing2. Akibatnya alam yg semula tentram damai berubah jadi bencana oleh ulah manusia.

Ditambah munculnya Seruling Sukma yg ternyata berhasil lolos dari bencana ledakan laboratorium miliknya di Bukit Petir (dlm kisah Pengantin Kelana). Dgn kapal selamnya yang dijuluki orang “Naga Laut” ia mengobrak abrik seisi lautan utk merebut sang putri duyung.

Synopsis :

Kapal pinisi yg membawa konglomerat Daeng Patilang yg tengah berlayar bersama istri dan 2 anaknya, Rina dan Sudir, karam dihantam badai di lautan. Rina ditolong sekawanan lumba2 dan dibawa ke gugusan karang di Pantai Karang Lembu.

15 tahun berselang penduduk Karang Lembu dihebohkan oleh kabar seorang nelayan yg konon bertemu sesosok putri duyung yg cantik. Hal ini mendorong seorang pemuda bernama Gidon yg sdh lama terobsesi cerita neneknya ttg putri duyung, utk membuktikan. 2 preman desa juga penasaran dgn kisah itu. Barda yg kebetulan berada disitu juga tak kalah penasaran. Maka berangkatlah mereka ke pulau Karang Lembu. Diam2 Barda ikut “numpang” di perahu milik kedua preman desa.

Malamnya mereka bertemu dgn “putri duyung” yg berenang bersama kawanan lumba2. Karena penasaran Si Buta tiba2 turun dari tiang layar, shg dikira sbg “dewa laut”. Kedua preman cepat2 pulang ke pantai dan menceritakan apa yang mereka alami. Ber-bondong2lah warga desa ke Karang Lembu.

Naluri induk lumba2, ibu angkat Lokan (nama putri duyung), merasakan bahaya mengancam putrinya. Maka ia minta tolong kawanan paus pembunuh utk datang membantu. Barda yg amat peka pendengarannya menyadari bahaya dan cepat menyuruh orang2 kembali ke pantai. Hanya Gidon tetap bertahan shg Barda terpaksa menemaninya.

Sepulang warga desa, paus2 pembunuh muncul menggempur Karanglembu dimana Barda dan Gidon masih berada di atas nya. Gidon jatuh ke laut dan pingsan. Untung ia ditolong oleh Lokan dan dibawa ke dasar karang. Barda mengira Gidon tewas di dasar laut. Seorang pria misterius yg menamakan diri Hantu Laut muncul mengajaknya ber-sama2 menyelamatkan sang putri duyung. Tentu Barda tak percaya begitu saja dgn orang yg baru dikenalnya.

Tepatlah intuisi Barda. Ternyata Hantu Laut adalah murid Seruling Sukma (SS) yg datang dgn menggunakan sebuah kapal selam. Terjadi kekacauan di Karang Lembu memperebutkan sang putri. Barda lega hatinya begitu tahu bhw Gidon selamat dan kini sdh cukup akrab dgn putri duyung pujaannya. Hantu Laut berhasil merebut Lokan dan membawanya ke kapal selam milik Seruling Sukma. Namun begitu mendapatkan Lokan, SS menutup pintu kapal selamnya dan meninggalkan Hantu Laut begitu saja. Sadarlah Hantu Laut bhw ia telah tertipu mentah2 oleh sang guru…

Akhirnya nenek Gidon, seorang tokoh sakti yg sdh lama mengundurkan diri dari dunia persilatan, terpaksa campur tangan untuk menyelamatkan cucunya dan juga sekaligus putri duyung pujaan sang cucu. Kapal selam SS porak-poranda digebrak si nenek sakti, dibantu Hantu Laut dan Barda. SS sendiri nyaris tenggelam ke dasar laut bila saja tidak ditolong oleh Barda.

Ternyata Gidon adalah cucu angkat nenek yg diselamatkan dari kapal karam 15 tahun yg lalu. Jadi dia adalah Sudir, kakak Rina yang ditolong oleh lumba2 dan jadi “putri duyung”. Sdgkan Hantu Laut adalah Daeng Marengkang, adik Daeng Patilang yang selama ini mencari ahli waris almarhum abangnya. Ia ditipu oleh SS yg berjanji akan membantunya menangkap putri duyung yg ia yakini sbg keponakannya. Asalkan sbg balas budi, Daeng Marengkang bersedia menjebak Si Buta untuk dibawa ke hadapan si Cebol itu.

Putri duyung dan Gidon diserahkan kpd Hantu Laut yg ternyata adalah paman mereka, guna menerima warisan ayah mereka yg merupakan konglomerat pd masa itu. Si nenek diajak oleh Gidon namun menolak. Ia lebih suka hidup sbg nelayan di pantai Karang Lembu. Terjadi perpisahan yang amat mengharukan antara Lokan dgn ibu angkat dan saudara2nya yang telah 15 tahun merawat dan melindunginya di lautan yg penuh mara bahaya.

Merasa tugasnya di Karang Lembu telah selesai, maka Barda Mandrawata pun pergi melanjutkan perjalanan, berlayar ke Pulau Borneo dimana kelak ia akan terdampar di dalam NERAKA PERUT BUMI….

T a M a t

Karya

Serial

Penerbit

Genre

Kondisi

00 - Tak Tahu

Kemasan

Hardcover

Cetakan

C1 - Cetakan Pertama

ISBN

Tidak Ada

Ijin Terbit Tahun

1984

Jilid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, and 10