Rating 0 / 5. Total vote: 0

Belum ada vote, silahkan anda yang pertama!

Diupload oleh Alex Wienarto
Diperbaharui tanggal

Dewi Krakatau

DEWI KRAKATAU, karya : Zam Nuldyn
PERIODE CERGAM MEDAN (1960-1963) :

Tampilnya era Cergam Medan sbg salah satu tonggak sejarah dlm dunia Cergam di Indonesia tdk boleh dipandang sebelah mata. Cukup banyak Cergamis2 yg terlahir pd era tsb, diantaranya yg boleh dibilang terdepan antara lain : Taguan Harjo, Zam Nuldyn, Bahzar, M. Ali S, Troy TS dlsb. Genre yg ditampilkanpun cukup bervariasi spt misalnya: tarzanisme/rimba-raya (Mala, Yimbo), superhero/ fantasi serta futuristik (Kapten Halilintar, Djohan Teruna, Mr. X melawat ke Planet Zeta), humor (Abu nawas, Titung, Musang Berjanggut) bahkan detektif/spionase (Detektif Bachtar, Arena Mata2). Namun yg paling berkesan bagi saya adalah genre legenda/cerita rakyat yg banyak menyajikan kisah2 seputar Minangkabau, Tapanuli, Melayu Deli dsb.

Salah satu Cergam legenda yg sulit terhapus dari benak saya sejak pertama kali membacanya di perpustakaan wilayah Jabar dlm bentuk karya sastra terbitan Balai Pustaka adalah kisah “DEWI KRAKATAU”, yang kemudian diangkat oleh Zam Nuldyn menjadi sebuah Cergam dgn hiasan gbr/ ilustrasi yg amat indah dan menarik. Kisahnya penuh drama percintaan yg mengharukan, dipadu dgn adegan pertarungan silat dan pertempuran kolosal. Tak ketinggalan pula munculnya monster2 raksasa yg mengingatkan saya pada film2 Jepang yg banyak tayang di bioskop2 pd masa itu, spt misalnya : Watari Boy, Sasuke, Godzilla dll…..

Adapun ringkasan ceritanya adalah sbb :

Raja Legundi dari Kerajaan Krakatau diresahkan oleh putrinya yg cantik jelita, dan hanya mau menikah dgn pemuda yg sanggup mengalahkan nya dlm perkelahian silat satu lawan satu. Padahal ilmu silat sang Dewi sulit dicari tandingannya berkat berguru kpd para ahli silat di seantero negeri. Bahkan Tabuan, putra Panglima Sertung, Patih kepercayaan Baginda, yg terkenal ahli silat pun, roboh di tangan sang Dewi. Namun Tabuan pantang menyerah. Ia pergi berguru kpd pertapa sakti di Gunung Sitoli bernama Panglima Lahewa.

Sementara hati Baginda semakin galau krn banyak Raja2 tua yang tertarik pada tantangan sang Dewi, termasuk Raja Bromo yg sdh tua bangka dan ingin mempergundik sang Dewi. Utk itu sang Baginda mengutus Panglima Sertung pergi ke kerajaan Songgram yang konon mempunyai seorang ahli nujum sakti bernama Muang Kra, guna minta tolong diramalkan masa depan kerajaan Krakatau dan jodoh Sang Dewi. Diluar dugaan rupanya Raja Songgram memiliki niat jahat ingin menaklukkan Kerajaan Krakatau dan memiliki sang Dewi. Maka ia menahan Panglima Sertung serta meminta Muang Kra menyihirnya agar patuh kpdnya dan berubah wujudnya shg tak dpt dikenal lagi oleh Sang Raja dan rakyat kerajaan Krakatau…..

Sementara itu Tabuan yg tlh selesai berguru, pulang ke kerajaan Krakatau. Seblm berpisah, sang guru berpesan agar bila memerlukan bantuan, Tabuan dpt memanggilnya dgn menyerukan “Karimata”, maka ia akan dtg membantu. Tiba di Kerajaan Krakatau, Tabuan melihat istana sdh diserang oleh 2 kerajaan asing yakni Songgram dan Bromo. Bhkn konon Raja Legundi telah wafat. Posisinya digantikan oleh putrinya. Namun Tabuan yg semula hendak membantu sang Dewi, urung melakukannya krn mendengar kbr bhw sang putri tlh membunuh Panglima Sertung, ayah Tabuan. Untunglah seblm wafat ayah Tabuan sempat menjelaskan bhw akibat ulah ahli tenung Muang Kra, ia tlh berubah wujud sehingga sang Dewi tak mengenalinya dan membunuhnya. Setelah jelas duduk perkaranya, Tabuan dan Dewi Krakatau pun bahu membahu melawan musuh mereka bersama.

Ketika posisi keduanya semakin terdesak oleh pasukan Songgram dan Bromo, Tabuan pun memanggil gurunya dgn berseru “Karimata”. Maka Lahewa pun berubah wujud jadi monster raksasa yg bergelar Karimata. Raja Bromo ditelan hidup2 oleh monster tsb, sedangkan Raja Songgram kabur kembali ke kerajaannya dan minta tolong Muang Kra utk melawan Karimata. Maka Muang Kra pun berubah wujud menjadi monster raksasa lain yg berjulukan “Wangka”. Tempat Muang Kra berubah wujud jadi raksasa Wangka, tenggelam sehingga membentuk Selat Malaka diantara Malaka dan Sumatra sdgkan daratan kecil yg terbentuk disebut Tanah Genting KRA. Wangka pun pergi mencari Karimata yg kini menjaga kerajaan Krakatau….

Terjadi pertarungan dahsyat antara kedua raksasa itu. Karimata kalah dan terlempar jauh ke dekat Pulau Kalimantan. Jasadnya menjadi Pulau KARIMATA. Dewi Krakatau yg melihat Karimata kalah terpaksa mengeluarkan ajian pamungkasnya yg disebut “Karikata”, meskipun tindakan itu akan mengakibatkan tenggelamnya seluruh kerajaan Krakatau. Akibat ajian tsb Wangka pun terlontar jauh ke arah Selatan pulau Sumatera. Jasadnya menjadi Pulau BANGKA. Kerajaan Krakatau pun tenggelam dan hanya tersisa bbrp pulau kecil yg disebut Pulau RAKATA……

Karya

Serial

Penerbit

Genre

Kondisi

00 - Tak Tahu

Kemasan

Softcover

Cetakan

C1 - Cetak Ulang Baru

ISBN

978-979-16053-5-9

Ijin Terbit Tahun

2007

Jilid

1 Jilid Tamat